Rosulullah Saw. Dilahirkan pada hari senin malam tanggal 12
Rabi’ul Awwal Tahun Gajah, atau sekitar tahun 571 M. Tahun gajah bertepatan
dengan peristiwa penyerangan pasukan Abraham al-Asyram dengan gajah. Kisah tersebut
diabadikan dalam al-Qur’an surat al-Fiil.
Abdul Muthalib memberikan nama untuk cucunya dengan nama
Muhammad. Sebuah nama yang indah dan belum ada pada waktu itu. Rosulullah
dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya meninggal ketika beliau masih berada
dalam rahim ibunya.
Tradisi bangsa Arab dulu, mereka suka mencari wanita-wanita
untuk menyusui anak-anaknya. Tujuannya untuk menjauhkan anak-anak dari penyakit
yang menjalar dan untuk melatih bahasa Arab.
Setelah penyusuan dari ibunya dan Tsuwaibah, Abdul Muthalib meminta kepada wanita dari
bani Sa’ad bin Bakar. Wanita itu bernama Halimah binti Abi Dzu’aib, lebih
dikenal Halimah as-Sa’adiyah. Halimah merasakan keberkahan ketika menyusui
Rosulullah yang masih bayi. Tanaman di sekitar rumahnya menghijau kembali,
sehingga kambing-kambingnya kenyang dan sarat air susu. Padahal pada waktu itu
sedang mengalami musim kemarau.
Dipedalaman bani Sa’ad terjadi peristiwa pembelahan dada
Rosulullah Saw. Kecil oleh malaikat Jibril. Halimah khawatir dengan keselamatan
Rosulullah, dan dikembalikannya beliau kepada ibundanya ketika berusia 5 tahun.
Aminah, ibunda Rosul, mengajak anaknya untuk mengunjungi
kuburan suaminya di Yastrib (Madinah). Abdul Muthalib mendukungnya dan ikut
serta. Ketika bersiap-siap pulang kembali ke Mekkah, ibunda Rosul meninggal
dunia dan dikuburkan di Abwa. Pada waktu itu Nabi Muhammad sedang berusia 6
tahun.
Rosulullah kecil diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Cinta
Abdul Muthalib lebih besar kepada Rosulullah dibandingkan dengan anak-anaknya
sendiri. Kakeknya meninggal dunia ketika
Rosulullah berusia 8 tahun. Setelah itu, beliau diasuh oleh pamannya bernama
Abu Thalib.
selesai di kaki Gunung Gede Pangrango