Tetap Cinta, Meski Sang Istri Cacat

Pada zaman dulu ada seorang ulama yang ahli ibadah, namanya Abu Utsman al-Hirri (289H). Ketika  Ia tinggal di ar-Rai, para penduduk mendesaknya untuk menikah. Namun ia menolak. Datanglah seorang wanita kepadanya seraya berkata, “Wahai Abu Utsman, aku telah jatuh cinta kepadamu, sehingga aku tidak bisa tidur. Dan aku memutuskan memohon kepada Allah agar bisa menikah denganmu.”

Abu Utsman pun bertanya, “Engkau masih memiliki ayah?”

Wanita itu menjawab, “Ya, dia adalah seorang penjahit.”

Abu Utsman pun akhirnya siap menikahinya, wanita tersebut bergembira menyambutnya. Akad nikah pun berlangsung khidmat. Setelah resmi menjadi pasangan yang sah dan melihat fisiknya, Abu Utsman baru mengetahui bahwa istrinya memiliki cacat fisiknya. Salah satu matanya buta, kakinya pincang, dan wajahnya buruk. Ia hanya bisa mengucapkan, “Ya Allah segala puji bagi-Mu atas apa yang engkau takdirkan kepadaku.”

Walaupun keluarganya mencela atas keputusan untuk menikahi istrinya, Abu Utsman tetap berusaha membahagiakan istrinya. Terkadang istrinya ingin bersamanya, Abu Utsman rela meninggalkan majelis ta’limnya. Walaupun tersiksa dengan keadaan demikian, ia tak pernah mengeluhkan di hadapan istrinya. Ia menjalani kehidupan bersama istrinya selama 15 tahun hingga istrinya wafat.

Subhanallah kepribadian yang luar biasa dimiliki oleh Abu Utsman, sampai-sampai ia berkata, “Maka dari amalanku, yang aku harap bisa menjadi bekal kepada Allah adalah usahaku untuk menjaga perasaannya.


(dikutip dari majalah Hidayatullah edisi Januari 2017. Judul dan gaya bahasa dirubah sesuai dengan gaya bahasa saya tanpa mengurangi dan menambahkan maknanya)
(Sumber; Ayeey.com)

0/Post a Comment/Comments