Ketika Ottoman Empire mengalami
kekalahan dalam perang dunia pertama, setelah itu wilayahnya diduduki oleh
negara-negara pemenang perang. Tentara
Yunani yang memimpikan Yunani Raya mendarat di Izmir pada tanggal 15 Mei 1919.
Sedangkan Istanbul sendiri diduduki oleh pasukan Inggris.
Semangat perlawanan rakyat menyebar ke seluruh Anatolia, dan
berkumpul di seputar jenderal berwajah elang bermata tajam. Dengan pasukannya,
ia berhasil mengusir penjajah bangsa asing.
Pada tahun 1923, ia mendeklarasikan negara-bangsa baru : Turki. Ia
bernama Mustafa kemal, kemudian bergelar Ataturk (bapak Turki modern).
(Sumber : Sputnik International) |
Kemal Ataturk tidak menyatakan dirinya sebagai raja atau
sultan. Ia menulis konstitusi baru, mendirikan parlemen, dan mendirikan bentuk pemerintahan republik dengan dirinya
sendiri sebagai presiden. Demokrasi yang ia bangun adalah demokrasi
parlementer.
Walaupun ia mempunyai jasa dalam mengusir penjajang asing dan membangun Republik Turki, ia memiliki
catatan tidak baik dengan masalah agama di Turki. Ia menghancurkan otoritas
para ulama di Turki, menggeser Islam dari wilayah publik ke wilayah privat yang
sangat sempit.
Dalam sejarah Turki modern, partai Islam mengalami beberapa
kali kudeta militer. Karena memang sudah dicurigai berbau Islam oleh pengikut
Kemalisme. Yang terakhir dikudeta milter adalah perdana menteri Necmetin
Erbakan yang dituduh hendak mendirikan negara Islam di Turki.
Pada tahun 2001, sejumlah anggota partai sebelumnya sudah
dibubarkan, mendirikan AK Parti. Dalam bahasa Indonesia lebih dikenal Partai
Keadilan dan Pembangunan. AKP
memposisikan dirinya sebagai partai sekuler yang tidak memusuhi agama. AKP ikut serta dalam pemilu tahun 2002, dan keluar
sebagai pemenang.Erdogan naik sebagai perdana menteri Turki pada tahun 2003,
menggantikan posisi Abdullah Gul. Dalam rentang pemilu Turki dari tahun 2002
hingga 2015, AKP selalu keluar sebagai pemenang. Erdogan sendiri terpilih
secara langsung sebagai presiden pada bulan Agustus 2014. Pertumbuhan ekonomi
Turki semakin baik dari tahun ke tahun. Begitu pula dalam kehidupan beragama,
Erdogan bersama AKP mengembalikan Islam pada wilayah publik.
Pada tanggal 16 April 2017 diadakan referendum untuk
reformasi konstitusi Republik Turki. Hasilnya dari jumlah penghitungan suara
referendum, setidaknya 51,4 persen pemilih menyatakan setuju dengan rencana
tersebut dan 48,63 persen menolak.
Salah satu pasal yang disetujui dalam referendum adalah
penghapusan jabatan perdana menteri, dan kini kekuasaan eksekutif berada di
tangan presiden. Hal ini mirip seperti di Negara Indonesia, kekuasaan eksekutif
berada di tangan presiden. Presiden berhak untuk membentuk kabinetnya sendiri.
Dengan konstitusi baru Turki, pemilihan presiden dan parlemen berikutnya
diselenggarakan pada 3 Novembe 2019. Presiden terpilih akan memiliki masa
jabatan lima tahun dan maksimal dua periode. Kini demokrasi parlementer yang
digagas oleh Kemal Ataturk berubah menjadi demokrasi presidensial
Apakah Erdogan dengan powerfullnya kekuasaan akan mengembalikan
Ottoman Empire /kekhilafahan Utsmani
dulu? Saya pikir tidak, Erdogan bukan tipikal orang yang terburu-buru. Dia
mempunyai perhitungan politik yang matang.
Erdogan akan tetap meneruskan Republik Turki warisan Kemal
Ataturk yang sekuler, tetapi hanya sebatas bajunya. Dia hanya merubah jiwa sekuler
Republik Turki secara perlahan dengan
jiwa Ottoman Empire. Itulah Recep Tayyip Erdogan, penguasa New Ottoman Empire berbaju sekuler.
Rujukan
1.
Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, karya Harun Nasution
2.
Dari Puncak Bagdad, Sejarah Dunia Versi Islam karya
Tamim Ansory
3.
Wikipedia dan beberapa berita online tentang
Referendum Turki