Ketika Rosulullah Lupa Bilang 'Insya Allah'

(Sumber:Tarbiyah.net)
Dua kata ‘Insya Allah’ seperti kalimat yang sangat sederhana dan mudah diucapkan, tapi bagi Rosulullah Saw. Kalimat tersebut mempunyai arti yang istimewa. Syekh Abu Bakar al-Jaza’iri menuturkannya dalam karya yang berjudul Hadzal Habib Muhammad Shallallahu’Alaihi wa Sallam Ya Muhbib. Dalam buku terjemahnya di Indonesia berjudul Sirah Nabawiyah versi Tadabbur, mendulang Hikmah dari Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Saw.
Ketika tawaran yang dilakukan oleh orang-orang tokoh Quraisy kepada Rosulullah Saw. Mengalami kegagalan,  kaum Quraisy mengutus Nadhr bin Harist dan Uqbah bin Abu Mu’ith kepada pendeta Yahudi di Yastrib (Madinah). Ketika tiba di Yastrib, mereka bertanya tentang Rosulullah Saw dan urusannya. Lalu pendeta-pendeta Yahudi menjawabnya, “ Tanyakan tiga hal kepadanya, jika ia bisa menjawab , berarti ia benar-benar seorang Rosul. Jika tidak bisa menjawab, berarti ia pendusta. Tanyakan tentang sejumlah pemuda yang pergi ke gua pada masa lalu, seperti apa kondisi yang mereka hadapi, karena kisah mereka yang luar biasa. Tanyakan seorang pengelana yang berhasil mencapai belahan timur dan belahan barat bumi. Seperti apa ceritanya. Tanyakan tentang ruh, apa itu?”
Begitu mereka berdua pulang dan tiba di Mekkah. Nadhr bin Harist berkata, “Aku bawakan batas pemisah antara kalian dengan Muhammad. Pendeta-pendeta Yahudi mengatakan kepada kami agar menanyakan sejumlah hal kepadanya. Jika ia bisa menjawab, berarti dia nabi. Jika ia tidak bisa menjawabnya, berarti ia pendusta.  Silahkan sampaikan pandangan kalian.”
Kaum Quraisy menanyakan 3 hal kepada Rosulullah Saw. Beliau pun menjawab, “besok aku akan kabarkan kepada kalian,” tanpa menyebut Insya Allah, setelah itu orang-orang Quraisy pulang.  Allah Swt. Menahan wahyu hampir selama setengah bulan, karena beliau tidak mengucapkan Insya Allah. Beliau sedih, sementara orang-orang Quraisy girang. Sampai-sampai ada pernyataan bahwasanya beliau ditinggal setan yang biasa mendatanginya.
Kemudian Allah Swt. Menurunkan surat Adh-Dhuha yang menepis pernyataan kaum Quraisy dan pembenci beliau bahwa Allah meninggalkan beliau.  Allah juga menurunkan surat al-Kahfi yang berisi kisah para pemuda yang berada dalam gua secara rinci, juga menyebut kisah si pengelana, Iskandar Dzulkarnain. Terkait ruh, turun firman Allah dalam surat Al-Isra.
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (Al-Isra’  (17) : 85)
Kisah tersebut memang luar biasa. Terkadang saya sebagai manusia biasa dan lemah sering lupa menyebut kata Insya Allah. Semoga Allah Swt. Memberikan hidayah kepada kita semua, agar selalu mengikut sertakan kalimat yang sederhana dan mudah diucapkan, kalimat Insya Allah. Aamiin.
*Tulisan di atas pernah dimuat di blog saya yang lain. Hanya judul aja yang dirubah.

0/Post a Comment/Comments