BELAJAR DARI AKHLAK IMAM BUKHORI TERKAIT GHIBAH

Oleh Neno Triyono*
Imam Bukhori adalah ulama yang pakar dalam hadits dan tidak ada seorang ulama pun yang meragukannya. Bahkan beliau juga adalah diantara jajaran Aimah jarh wa ta'dil yang dijadikan rujukan utama. Imam Bukhori dalam melakukan jarh, maka beliau kalau istilah modernnya sekarang adalah orang yang sangat profesional, jarh-jarh beliau bukan timbul dari hawa nafsu untuk menjatuhkan orang yang hendak dijarhnya, namun semata-mata data dan fakta yang memang beliau dapatkan seperti itu, dan yang menakjubkan beliau menggunakan lafadz-lafadz jarh yang tidak "bombabtis", cukup beliau mengatakan "fulan fiihi nadzhor" (fulan perlu dipertimbangkan) dan kode seperti ini, para ulama paham bahwa si fulan tersebut adalah perowi yang tidak layak dijadikan hujjah haditsnya.
(The tomb of Imam Bukhari in Samarkand, Uzbekistan/al Arabiya English)

Beliau adalah ulama yang sangat terkenal menjaga diri dari ghibah, banyak para ulama ketika menukil biografi Imam Bukhori, mendokumentasikan ucapan beliau :

ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﺇﻏﺘﺒﺖ منذ ﻋﻠﻤﺖ ﺃﻥ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﺣﺮﺍﻡ ‏
"Demi Allah aku tidak pernah berghibah, semenjak aku tahu bahwa ghibah adalah diharamkan".

Dalam kesempatan lain beliau berkata :
ﺍﻧﻲ ﺍﺭﺟﻮ ﺍﻥ ﺍﻟﻘﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻳﺤﺎﺳﺒﻨﻲ ﺍﻧﻲ ﺍﻏﺘﺒﺖ ﺃﺣﺪﺍ
"aku berharap berjumpa dengan Allah dan Dia tidak menghisabku bahwa aku pernah menggibahi seseorang".
Semoga Allah merahmati Imam Bukhori, ulama yang dengan kecerdasannya dan tidak pernah berbasa-basi dengan kebenaran, tapi tetap menjunjung tinggi akhlak yang mulia.
Wallahul A'lam.

*Tulisan diatas semuanya diambil dari akun Fb Neno Triyono atas seizinnya

0/Post a Comment/Comments