Hasrat Menikah Harus Diimbangi Dengan Ilmu

(Annida-online.com)
Menikah bukan sekedar untuk memuaskan kebutuhan biologis, namun lebih dari itu. Anjuran  menikah dalam Islam memiliki ruang lingkup yang luas. Dengan menikah, kita telah mengikuti sunnah Nabi. Dengan menikah, agar hidup kita tenang dan diselimuti kasih sayang. Dengan menikah, Allah akan membukakan pintu rezeki bagi kita. Dengan menikah, kita menghindari lubang kemaksiatan. Dengan menikah, kita menjaga nasab keturunan serta menyiapkan generasi untuk memenuhi bumi ini dengan kalimat-Nya.


Jika menikah ingin mendapatkan pahala dan menjaga kehormatannya, Allah Swt. akan memberikan pertolongan. Sebagaimana dengan sabda Rosulullah, “Tiga orang yang akan diberi pertolongan oleh Allah  adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah Swt., seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.” (HR.Thabrani)

Jika menikah ingin mendapatkan keturunan dan menyiapkan generasi untuk memenuhi bumi ini dengan kalimat-Nya, kita juga menjumpai hadist Nabi, “.......Mudah-mudahan Allah mengarunianya keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaha illaLlah.”

Jika ragu untuk menikah karena beban rezeki, Allah akan membukakan pintu rezeki-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt;
Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya dan Maha Mengetahui (QS. An-Nur : 32)

Hasrat menikah yang sudah meluap-luap harus disertai dengan kesiapan dalam ilmu berkenaan dengan tugas kerumahtanggaan maupun dalam memenuhi kebutuhan istri. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan untuk biologis, psikis, dan maisyah (nafkah).


*Hanya ada sedikit perubahan judul

0/Post a Comment/Comments