"Kesepahaman Rusia, Iran, Turki, dan Suriah terkait dengan operasi militer bersama"

Di saat negara Arab sibuk dengan konflik Teluk, serta perang diplomasi dan media antara mereka, tampaknya dunia Timur Tengah akan mengalami perubahan peta konflik yang cukup strategis. Perubahan ini akan dipimpin oleh presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan dukungan “sahabatnya”, presiden Rusia, Valdimir Putin.
Penandatanganan transaksi pembelian misil S-400 oleh Turki dari Rusia yang merupakan salah satu sistem pertahanan udara tercanggih di muka bumi senilai USD 2,5 miliar, tampaknya akan menjadi awal pembentukan aliansi baru antara Turki dan Rusia, dan tidak menutup kemungkinan juga Turki akan menarik diri dari keanggotaan NATO setelah 55 tahun menjadi anggotanya dan bahkan merupakan salah satu negara pendiri NATO.


Transaksi ini terus terang telah meresahkan AS dan Uni Eropa, dalam hal ini Presiden Erdogan menegaskan, “Kami berhak dan berkewajiban untuk menjaga dan mempertahankan tanah air kami!”. Sementara Vladimir Kogan dari kepresidenan Rusia mengatakan, “Transaksi sudah ditandatangani, Turki pun sudah membayar DP, dan persiapan sedang berjalan”. Artinya Turki akan segera menerima misil S-400 tersebut dalam waktu dekat.
Ya, memang penandantanganan transaksi bukan merupakan jaminan bahwa kesepakatan itu akan dilaksanakan. Iran sebelumnya sudah melakukan hal yang sama, menandatangani transaksi S-300, namun harus menunggu selama beberapa tahun sambil deg-degan, sampai akhirnya S-300 berhasil diterima sekitar 6 bulan lalu. Tapi itukan Iran, Turki memiliki status yang berbeda. Turki tidak mengalami embargo ekonomi, seperti yang dialami oleh Iran; Turki tidak dituduh sebagai negara “peternak teroris” (at least sampai saat ini), karena Turki sejak awal bersahabat dengan negara Barat dan juga anggota pendiri NATO.
Setidaknya ada dua point yang mengindikasikan pentingnya transaksi ini: pertama Israel sudah berupaya mendapatkan S-400 dari Rusia, namun Rusia tidak memberikannya. Kedua, Israel juga sudah mencoba menghalangi terjadinya transaksi S-400 antara Turki-Rusia, melalui beberapa kali kunjungan Netanyahu ke Moskow, seperti yang dilakukan sebelumnya kepada Iran, namun kenyataannya gagal. Setidaknya sampai saat ini.
Rusia tidak akan serta merta menjual S-400 kepada siapapun, mengingat sistem pertahanan S-400 merupakan masterpiece teknologi militer dan pertahanan udara Rusia. Pastinya Rusia sudah yakin bahwa Turki akan menjadi sekutu strategisnya dan tidak akan berbalik menusuknya dari belakang.
AS mampu menguasai dunia dengan 19 Aircraft Carrier nya yang merupakan mobile military base yang dilindungi oleh pesawat tempur canggih, radar mutakhir, submarines dan pastinya pasukan marinir yang terlatih. Harga 1 aircraft carrier mencapai sekitar USD 20 miliar. Rusia seperti Iran, telah memutuskan untuk mengakhiri keunggulan militer AS dengan menfokuskan diri pada pengembangan teknologi misil dan rudal. Memang tidak membutuhkan puluhan miliar Dollar untuk pembuatan misil itu, tapi setidaknya mereka memiliki keunggulan tersendiri.
Hadirnya Rusia, Iran dan Turki dalam perundingan Astana yang membicarakan kemungkinan penerapan gencatan senjata di seluruh Suriah secara total, tanpa ada sedikitpun peran AS ataupun sekutunya menjadi indikasi penting bahwa akan ada aliansi baru antara Rusia, Turki dan Iran.
Tidak menutup kemungkinan apa yang dilaporkan oleh harian Turki "Hurriyet Daily News" bahwa presiden Erdogan telah melakukan pertemuan rahasia dengan presiden Al Assad yang disponsori oleh presiden Putin. Meskipun presiden Erdogan sendiri menafikan pertemuan rahasia tersebut. "I did not meet Assad, and I have no intention in meeting him,", kira-kira begitu kata presiden Erdogan sekembalinya dari Astana kemarin.
Yang membuat kita percaya bahwa pertemuan itu sangat mungkin terjadi adalah adanya kesepahaman Rusia, Iran, Turki, dan Suriah terkait dengan operasi militer bersama ke Idlib dan mengakhiri eksistensi Haiat Tahrir Sham atau Jabhat Al Nusra di Idlib.
Semua kemungkinan dapat terjadi, dan yang pasti peta konflik regional sedang ditenun ulang. Tapi, pada akhirnya itu hanya opini, biarlah waktu yang menjawab

*Catatan : Judul diambil dari tulisan di atas. Gambar dan konten diambil dari FB yang bersangkutan

 

0/Post a Comment/Comments