"Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengarahkan dunia menuju perdamaian," Pernyataan Imam Masjidil Haram

Oleh Azzam Mujahid Izzulhaq
Bukan cuma kita yg kaget bahkan hingga ada yg marah atas pernyataan Imam Masjidil Haram yg sekaligus Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syaikh Abdurrahman ibn Muhammad ibn Abdulaziz As Sudais yg menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengarahkan dunia menuju perdamaian. Mayoritas penduduk negeri-negeri Muslim bahkan hingga para ulamanya pun merasakan hal yg sama. Termasuk umat Islam dan para tokoh agama di Arab Saudi mempertanyakan ada apa sebenarnya sehingga Syaikh Sudais begitu tega.
(Sumber : .lppimakassar.com)

Syaikh Sudais hari ini dan hari-hari ke depan akan didatangi banyak ulama dan pihak yg terkaget dan tersinggung dengan pernyataanya. Terlebih para ulama dari negeri-negeri yg secara langsung merasakan bagaimana justru Amerika Serikat adalah aktor di balik beragam teror dan pertikaian di berbagai belahan dunia. Banyak yg geram dan mempertanyakan keberpihakan Syaikh Sudais kepada umat Islam di Afghanistan, Irak, Yaman, Syria, Palestina, Somalia dan lainnya yg ada campur tangan Amerika. Termasuk Trump, Presiden Amerika yg dalam kampanye dan agenda pemenangannya justru menyatakan terbuka phobianya terhadap Islam.
Ada yg sudah mengingatkan dan menegurnya. Ada pula yg sudah mencari tahu apa latar belakang pernyataannya. Salah satunya sahabat saya, Khaled Al Harby, salah seorang perwira militer Kerajaan Arab Saudi yg bertugas di Riyadh.
Menurutnya, pernyataan Syaikh Sudais bukan pernyataan yg keluar dari hatinya. Beliau terpaksa ber-tauriyah karena ada pihak yg menekannya. Beliau tidak ingin tragedi penangkapan Imam Masjidil Haram Syaikh Muhammad Al Muhaisany pada tahun 2002 terulang (Syaikh Muhaisany ditangkap setelah mengimami shalat Tarawih dan membaca doa Qunut yg isinya mendoakan agar Amerika dihancurkan Allah). Maka, Syaikh Sudais memilih untuk 'cari aman'. Setidaknya alasan tersebut yg diterima oleh saya.
Tidak perlu menghujat Syaikh Sudais, karena beliau juga sepertinya juga korban adanya ketidak beresan di lingkar kerajaan. Saya mengenal Syaikh Sudais ini adalah pribadi yg terbuka. Beliau tidak kaku dengan 'madzhab fiqhnya'. Ketika beliau diundang ke beberapa negara, beliau menghormati perbedaan yg ada. Ketika ke Indonesia, Syaikh Sudais 'men-jahr-kan' Basmalah di awal Surah Al Fatihah dan mengangkat tangan ber-Qunut saat meng-imami shalat Shubuh.
Pernyataan kontroversial Syaikh Sudais hanya semakin menjelaskan bahwa ada sesuatu hal besar sedang terjadi di Arab Saudi. Yg tidak bisa ditutupi lagi oleh keberhasilan penyelenggaraan Umrah dan Haji. Ada masalah sangat serius terjadi. Sayang, masalah serius ini hanya tentang kekuasaan, bukan keummatan.
Saya pun bertitip pesan kepada Syaikh Sudais melalui sahabat saya yg mengenal dekat dan memiliki kontak pribadinya, isinya:
"Bahwa dulu, Imam Ahmad ibn Hanbal tidak gentar dan tetap tegas di hadapan penguasa Al Ma'mun. Tidak pula takut dengan dinginnya penjara dan siksaan hingga digantikan Al Mu'tashim. Semoga Allah mengumpulkan Syaikh yg mulia di surga-Nya bersamanya. Intanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum."
Kita doakan bersama... Lahumul Fatihah...

*Judul diambil dari konten penulis (akun fbnya bernama Azzam Mujahid Izzulhaq), dan seluruh konten tulisan diambil dari akun fb beliau.

0/Post a Comment/Comments