Tafakur Pasar (Bagian 2)

Oleh Irsan Galih Pranata
kata ajaib itu bernama SHARE MARKET
gampang definisinya adalah bagi-bagi konsumen.
sehebat apapun suatu produk, faktanya tidak ada akan bisa memenuhi kebutuhan semua orang. ingat ya sehebat, sebagus apapun suatu produk. tidak akan pernah bisa memenangkan semua pasar (semua orang beli ke merk itu saja)

selalu saja ada celah, selalu saja ada pasar yang tidak bisa ditutupi kebutuhanya oleh produk sehebat apapun. Atau bahkan oleh produk yang paling inovatif, yang paling pertama memulai sekalipun.
Kenapa?
Sederhananya karena, kebutuhan, kesukaan, selera orang diciptakan BERBEDA.
Kenapa ya orang itu ada yang senengnya asin? Ada yang senengnya manis? Ada yang senengnya pedes? Sifat-sifat generik inilah nampakanya yang kendatipun lidah kita sama. Tapi dibuat saja begitu, kesukaannya berbeda. Perbedaan ini pula juga nampak pada isyarat alam, perbedaan letak geografis, cuaca, suhu, kontur tinggal. Nampaknya juga mempengaruhi cara pandang dan selera manusia.
Ternyata ada makna keadilan Tuhan dalam hal membagi-bagikan rezeki. Dibalik perbedaan-perbedaan genetik yang di berikan pada manusia. ditengah kometisi pasar sepadat apapun, selalu ada peluang untuk masuk bagi anda pengusaha baru, atau newbie
Dalam ilmu cipta produk, lahirnya suatu produk selalu bermula dari kebutuhan dan perbedaan manusia yang tidak bisa dijawab produk penemu/produk yang ada.
Pada kasus aqua sebagai penemu dan terkuat secara jaringan dan brand image, selalu saja menciptakan ruang untuk produk baru muncul: misalnya air oksigen, atau air yang ada manis-manisnya. Kenapa? Tidak lain karena kebutuhan manusia yang berbeda beda tadi.
Bagaimana ya... grand design Tuhan. Bahwa pada suatu waktu dia mencipta takdir rezeki seorang tukang bakso cuankie, pada saat yang sama juga mencreate selera saya suka dengan bakso siomay cuankie, ketimbang bakso daging.
Dan ini sungguh rumit karena ada jutaan genetika yang di set sedemikian rupa berbeda. Sesungguhnya bagian dari takdir rezeki seseorang dikemudian hari.
Teh manis itu dari dulu ya rasanya begitu begitu juga ya "Teh digulain". Tapi selalu saja Tuhan menempatkan kesukaan perbedaan citarasa. Sehingga kalau kita liat produk yang berjejer sekarang di kategori minuman teh. Ada sangat banyak variasi turunannya. Yang juga menunjukan produk-produk ini hidup dan di gunakan, karena ada orang yang suka. Tidal pernah begitu yang laku cuma teh botol aja. Yang lain ga dibeli. Ada teh kotak, ada teh pucuk, ada teh rasa buah2an, ada teh botol dikotakin dst...
Kesemua pembagian pasar ini tidak lain titipan rezeki dari perbedaan tiap manusia. Luar biasa sekali. Maka sangat aneh sekali ketika kita masih mendebatkan konsep ada/tidak adanya Tuhan (komunisme). Sebagai unsur yang juga mungkin ada kebaikan didalamnya. Padahal bagaimana caranya kompleksitas rezeki ini bisa terjadi kebetulan, tanpa adanya Dia?
Lama kita mendengar, sabda nabi "perbedaan diantara umatku adalah rahmat". Pemahaman saya terhenti pada perbedaan pendapat.
Rupanya rahmat ini makna yang amat luas. Semenjak kita lahir sudah didesain ibu dan bapa kita berbeda. Dari perbedaan itu pula ibu jadi bisa mengandung dan bapa tidak, rezeki yang sama juga turun dari perbedaan genetika bahwa ibu kita bisa menyusui, ayah kita tidak.
Akan sangat aneh pula, bila masih ada yang memperjuangkan menikah sesama jenis. Sebagai bentuk kemanusiaan. Padahal dia jelas menyalahi kodrat manusia itu sendiri yang dicipta berbeda.
Akal manusia memang pendek, bila kita menginginkan anak dan keturunan kita memiliki uang yang cukup, maka kita buatkan tabungan, asuransi dll.
Tapi menakjubkan bahwa Tuhan menitipkan rezeki kita ternyata pada perbedaan-perbedaan antara ciptaannya, indah sekali dan sebagaimana firman nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Perbedaan diantara kita yang tidak akan ada habis-habisnya ini, dan pernah suatu kali kita keluhkan. Ternyata justru memang tidak akan pernah jadi satu, karena dialah hakikat lahirnya rezeki
Kita lihat bahwa ternyata kebudayaan manusia, lahir bukan dari titipan uang atau harta dari kakek moyangnya. Tapi peradaban besar justru lahir, dari aliran sungai. Ya aliran sungai... indah sekali bagaimana cara Tuhan menitipkan rezeki. Peradaban sungai meikong, peradabang sungai indus.. dst, jadi dari air yang mengalir Tuhan titipkan rezeki.
Akhirul kata
"Mari belanja ke warung tetangga"

0/Post a Comment/Comments