HARLAH TENTARA PETA, 3 OKTOBER 1943 sbg USULAN 10 ULAMA

ULAMA Terpanggil dan Diangkat Menjadi KOMANDAN BATALYON-DAIDACHO TENTARA PEMBELA TANAH AIR - TENTARA PETA
(2603 -05 ,1362-1364 H, 1943-45).
Di tengah PERANG ASIA TIMOER RAJA atau PERANG PASIFIK 1941 -1945 bag dari PERANG DUNIA II 1939-1945 di ASIA.

PERANG DUNIA II sebenarnya PERANG ANTAR NEGARA IMPERIALIS dituliskan sbg Perang antara kelompok Sekutu: AS,Inggris, Perancis, Rusia dan negara Eropa lainnya melawan kelompok Poros: Jerman Italia dan Jepang. Perang merebutkan Tanah Jajahan mereka namai tujuan untuk menguasai wilayah Lebensraum - Lahan Kehidupan.
Kekaisaran Shinto Jepang, Kaisar Hiro hito, menginginkan menguasai seluruh Asia Tenggara, India dan Asia Pasifik. Jepang menghadapi penjajah Barat AS di Filipina. Perancis di Indo China. Inggris di India, Burma, Malaysia Singapora, Portugal di TimTim, dan Belanda di Indonesia.
Dalam menghadapi Kerajaan Protestan Belanda, setelah menyerah di Kalijati Subang Jabar ( 8 Maret 1942), kelanjutannya Balatentara Dai Nippon menjalankan NIPPON ISLAMIC GRASS ROOT POLICY - Kebijakan Islamnya Balatentara Jepang thd Ulama Non Parpol.
ULAMA dipilihnya sbg kawan mempertahankan Indonesia dari serangan balik Tentara Sekutu. Karena ULAMA yang memiliki latar belakang sejarah, selalu memimpin perlawanan thd penjajah Kerajaan Protestan Belanda. Oleh karena itu, diangkatlah ULAMA sbg Komandan Batalyon atau Daidan-Cho. Di Jawa Madura didirikan sekitar 68 Batalyon.
Untuk pertama kalinya ULAMA diizinkan membangun Organisasi Militer modern. Atas usulan 10 Ulama, (antara lain KH MAS MANSUR ) didirikanlah TENTARA PEMBELA TANAH AIR- TENTARA PETA, pada 3 Oktober 1943.
(Pengaruh Deislamisasi Sejarah Indinesia, Usulan 10 Ulama ditiadakan. Dituliskan digantikan dgn Mangkupradja dari PNI).
Agar segenap akvitas Tentara Peta dibiayai oleh Umat Islam, maka PATAKA atau BENDERA TENTARA PETA berlambangkan BULAN BINTANG Putih di tengah MATAHARI TERBIT Berwarna Merah. Warna Dasar Pataka HIJAU. Tepian Pataka Coklat. ( Dampak Deislamisasi di Museum Peta, PATAKA tsb ditiadakan ).
Sebenarnya tidaklah seluruh ULAMA bergabung dlm Balatentara Jepang. Perang berdampak beras susah, kelaparan timbul. Penindasan penjajah, menjadikan ULAMA menuntut Kemerdekaan. Muncullah KH ZAINAL MUSTOFA dari Cimerah Singaparna, melancarkan perlawanan thd Balatentara Jepang. Meluas mendapat solidaritas dari ULAMA Indramayu dan Sukabumi.
PM KOISO dari Tokio dlm menjawab perlawanan Ulama ini, selain menangkap dan mengeksekusi. Juga memberikan JANJI KEMERDEKAAN Di Kelak Kemudian Hari Berdasarkan ISLAM ( 8 September 1944). JANJI KEMERDEKAAN ini bertujuan meredam dukungan kalangan Politisi Islam.
Setahun kemudian JANJI KEMERDEKAAN ditagih TENTARA PETA di Blitar dipimpin oleh Shodancho SOEPRIADI (14 Feb 1945), di Cilacap Shodancho KOESAERI ( 21 April 1945 ) dan Pengalengan Bandung dipimpin oleh AMAR SOETISNA ( 4 Mei 1945 ).
Perlawanan ULAMA dan TENTARA PETA serta adanya serangan balik Sekutu, diselengarakanlah Sidang BADAN USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA. Di sinilah Pidato BUNG KARNO diperingati sbg HARI LAHIR PANTJASILA ( 1Juni 1945). Kemudian diikuti Sembilan Pimpinan nasional mengadakan Gentlement Agreement yang menghasilkan sbg PIAGAM DJAKARTA ( 22 Juni 1945).
Setelah PROKLAMASI 17 Agustus 1945, Jumat Legi, 9 Ramadhan 1364, diikuti dgn terbentuknya Negara RI, pada 18 Agustus 1945, Sabtu Pahing, 10 Ramadhan 1364 H, dari Rahim TENTARA PETA ( 3 OKTOBER 1943 ) inilah dibentuk TENTARA NASIONAL INDONESIA - TNI.
( 5 OKTOBER 1945 ).
Untuk lengkapnya baca dan miliki: Ahmad Mansur Suryanegara:
(1) Pemberontakan TENTARA PETA di Pengalengan Bandung Selatan.
(2) API SEJARAH Jilid Kedua.

*Sumber : Fb

0/Post a Comment/Comments