2 November 1917: Seabad Pencaplokan

Kehancuran Turki Utsmani semakin parah saat meletus Perang Dunia I (1914-1917). Utsmani melibatkan diri dalam perang itu dengan bergabung bersama Jerman dan Austria menghadapi kubu Inggris-Prancis-Rusia-Italia. Kekalahan Blok Jerman memaksa Utsmani menyerahkan sebagian wilayah yang dikuasainya kepada Blok Inggris yang menang perang.

Inggris, Prancis, Rusia, dan Italia pun akhirnya sepakat untuk membagi-bagi wilayah Utsmani melalui Perjanjian Sykes Picot (1916). Prancis akan mendapatkan wilayah Lebanon, bagian barat-laut Turki, Syria Utara, dan Irak Utara; sedang Inggris akan mendapatkan wilayah Irak, Arabia, yang berbatasan dengan Teluk Persia, dan Transjordania. Rusia kebagian Istanbul dan beberapa bagian timur Anatolia. Italia dijanjikan kebagian wilayah selatan Anatolia

Sementara Palestina disiapkan untuk menjadi rezim internasionaI khusus. Terhadap Syarif Hussein di Mekah, Inggris menjanjikan sebuah negara Arab merdeka karena jasa Syarif (penguasa) Mekah membantu sekutu menghadapi Utsmani, Jerman, dan Austria.
Tahun 1917, melalui Deklarasi Balfour, Inggris menyatakan dukungan atas pembentukan tanah air bangsa Yahudi di Palestina Deklarasi ini berbentuk surat tertanggal 2 November 1917 dari Arthur James Balfour, sekretaris urusan luar negeri pemerintah Inggris kepada Lord RothchiId, penyandang dana Zionis dunia yang membiayai perpindahan bangsa Yahudi dari Eropa ke Palestina. (Tiar Anwar Bachtiar, _HAMAS: Kenapa Dibenci Israel?_, 2009: 30-31; dengan penyuntingan alinea).
Selepas Perjanjian Balfour, Utsmani pun gagal mempertahankan Baitul Maqdis dari serangan Inggris. Mengutip buku Eugene Rogan, _The Fall of The Khilafah_, 2017: 428), pada 9 Desember 1917, Wali Kota Husain Salim al-Husayni menyerahkan surat penyerahan kepada Inggris. Berakhirlah 401 tahun pemerintahan Utsmaniyah di al-Quds!
Foto: koleksi pribadi dari buku Karl Grober (1925)

0/Post a Comment/Comments