Oleh Iman Munandar
Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri menyebutkan dalam
Sirahnya, Isra Mi’raj terjadi pada tahun 10 kenabian dan merupakan bonus
Robbani atas segala keletihan, duka derita, dan kesedihan yang dihadapi
Rosulullah Saw. Peristiwa ini terjadi setelah pemboikotan ekonomi selama 3
tahun, wafatnya Khadijah dan Abu Thalib, dan pengusiran secara kejam oleh bani
Tsaqif di Thaif.
(Sumber : sahabatalaqsha.com) |
Peristiwa Isra ini dimulai dari rumah Ummu Hani’. Dari sana
Rosulullah dibawa ke Masjidil Haram oleh malaikat Jibril, ke tempat di antara
Hijr dan tembok Ka’bah. Di sana dilaksanakan proses pembelahan dada beliau.
Hati beliau dikeluarkan lalu dicuci dengan air Zamzam. Selanjutnya baskom emas
penuh berisi iman dan hikmah didatangkan, lalu dituangkan kembali ke hati
beliau. Setelah itu hati dikembalikan ke tempat semula. Selanjutnya hewan
tunggangan bernama Buraq didatangkan. Beliau mengendarai Buraq ini ke Masjidil
Aqsha di Palestina. Buraq tersebut diikat oleh beliau di pintu Masjid. Beliau
masuk masjid, lalu melaksanakan shalat.
Rosulullah Saw. Naik ke langit bersama malaikat Jibril.
Pintu langit terbuka untuk beliau. Setiap tingkatan langit sampai langit ke
tujuh, beliau bertemu dengan para Nabi dan malaikat. Di langit pertama, beliau
bertemu dengan Nabi Adam. Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya,
mereka berdua saudara sepupu. Di langit
ketiga, bertemu dengan Nabi Yusuf. Di langit ke empat, bertemu dengan Nabi
Idris. Di langit ke lima, bertemu dengan Nabi Harun. Di langit ke enam, bertemu
dengan Nabi Musa, dan di langit ke tujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Setelah itu, Rosulullah Saw. naik ke Sidratul Muntaha.
Baitul Ma’mur diangkat untuk beliau. Beliau ditawarkan oleh malaikat Jibril
berupa satu wadah berisi khamr, satu wadah berisi madudan satu wadah berisi
susu. Malaikat Jibril berkata, “Itulah
fitrah di mana kau dan umatmu diciptakan menurut fitrah itu.”
Saat itu Rosulullah Saw. Menerima perintah Allah berupa
shalat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Saat kembali, beliau bertemu dengan Nabi
Musa. Nabi Musa bertanya kepada beliau, lalu beliau memberitahukan
kepadanya. Nabi Musa meminta beliau untuk
kembali kepada Rabb untuk meminta keringanan, karena Nabi Musa sudah berpengalaman
menangani Bani Israil. Nabi Musa khawatir jika umat beliau mengalami seperti
yang dialami umat Nabi Musa. Beliau kembali kepada Rabb-Nya, memohon
keringanan. Dan terus bolak balik, akhirnya shalat diwajibkan hanya 5 waktu
dalam sehari.
Rosulullah Saw. Turun bersama malaikat Jibril ke Baitul
Maqdis, dan para Nabi pun turun mengantar Rosulullah. Beliau meingimami mereka dalam shalat di
Masjidil Aqsha. Setelah itu, beliau mengendarai Buraq dan tiba pagi harinya di
Mekkah.
Berita Isra Mi’raj semalam menjadi berita besar di kota
Mekkah. Merasa aneh dengan peristiwa tersebut, sebagian umat Islam yang belum
kuat imannya murtad kembali. Kafir Quraisy menanyakan dengan sinis kepada Abu
Bakar. Dia membenarkan peristiwa yang dialami oleh Rosulullah Saw. Maka dari
sinilah dia mendapatkan gelar ‘Sidiq’.
Sebagian kafir Quraisy hendak menguji Rosul tentang
ciri-ciri Baitul Maqdis. Dengan pertolongan Allah, beliau bisa menjawabnya
dengan benar. Lalu ditanyakan kembali tentang kafilah dagang Quraisy yang
kembali dari Syam. Lagi-lagi beliau menjawabnya, dan jawaban beliau bisa
dibuktikan dengan benar ketika besok harinya kafilah yang dimaksud sudah tiba
di Mekkah. Namun tetap saja, sebagian
besar kaum kafir Quraisy tidak mau beriman kepada Allah dan Rosul-Nya.
*Disimpulkan dari Sirah Nabawiyah karya Abu Bakar Jabir
al-Jaza’iri