"..kemarahan Bangsa Arab dan Umat Islam hanya “panas-panas taik ayam”..


Sepertinya Presiden Trump benar ketika mengatakan bahwa kemarahan Bangsa Arab dan Umat Islam hanya “panas-panas taik ayam” seminggu atau dua minggu juga diam, dan semuanya akan kembali seperti biasa. Itu kata Trump ketika melihat demonstrasi Umat Islam dan KTT Pemimpin negara Islam dalam menyikapi rencana pemindahan ibukota Israel ke Qudus. Buktinya, beberapa waktu yang lalu Trump mengumumkan percepatan pembukaan Kedutaan AS di Qudus, ditargetkan Mei mendatang sudah dibuka bersamaan dengan HUT ke 70 Israel!

Reaksi Palestina seperti biasa, normatif, kalau tidak mau disebut “reaksi formalitas”. Mr. Presiden Mahmoud Abbas menggelar rapat mendadak, pidato berapi-api, mengatakan hal yang terus diulang-ulang sejak sejuta tahun lalu, tapi tidak pernah dilaksanakan, termasuk ketika dia mengatakan akan memutuskan koordinasi keamanan antara Palestina dengan Israel. Namun yang terjadi di lapangan malah sebaliknya, Komandan Ahmad Jarrar yang syahid setelah bertempur 8 jam saat terkepung dalam sebuah rumah melawan lebih dari 100 tentara Israel sendirian beberapa waktu yang lalu, persembunyiannya ditemukan oleh Israel karena informasi dari Keamanan Otoritas Palestina!
Keputusan Hamas dan Jihad Islami untuk memboikot rapat mendadak itu sudah benar, tapi kurang efektif karena tidak ada pernyataan apapun yang mengecam Otoritas Palestina yang bermain dengan pisau bermata dua!
Reaksi negara-negara Arab bagaimana? Mesir bereaksi dengan melakukan kontrak pembelian gas dari Israel senilai USD 15 miliar selama 10 tahun. Transaksi itu membuat Natanyahu melompat dan menari kegirangan, bukan hanya karena USD 15 miliar dan makna yang terkandung dibalik transaksi yaitu naturalisasi hubungan, tetapi juga karena pemerintah Mesir sudah mau menjual “gas curian” dari Palestina itu ke negara-negara Eropa dan Arab. Mesir yang awalnya adalah negara swasembada gas kini mengimpor gas, mendingan kalau mengimpor dari Emirate atau Qatar, ini dari Israel! Persis seperti negara sebelah, sebuah negara yang pernah mendapatkan penghargaan dari FAO karena swasembada pangan, kini mengimpor beras!
Yordania yang seharusnya menjadi Custodian of Aqsha, kota suci umat Islam dan umat Kristiani, malah membuka kembali Kedutaan Israel di Amman, dengan alasan bahwa Israel telah mengajukan permintaan maaf atas pembunuhan 3 warga Yordania oleh Keamanan Keduataan Israel di Amman beberapa waktu yang lalu, dan Israel berjanji akan menghukum pelakunya! Padahal sampe “mamaknya mati” pun Israel itu tidak akan meminta maaf, karena kata-kata “maaf” tidak ada dalam kamus Israel. Wong bagi mereka selain Yahudi adalah coro!
Isu Naturalisasi hubungan Arab-Israel yang dulu diwanti-wanti oleh Suriah jangan sampai terjadi, namun disebut hoax oleh sebagian negara Teluk, kini semakin terlihat nyata. Itu Parlemen Tunisia menolak UU Kriminalisasi Naturalisasi Hubungan dengan Israel. Mayor Avichay Adraee, Jubir Tentara Israel yang berkali-kali muncul di Aljazeera secara terang-terangan dan live mengancam untuk “menghabisi” Arab dan menjustifikasi kejahatan Israel. Sementara Menlu Arab Saudi, Adel Jubair, berkali-kali menegaskan bahwa musuh utama Arab dan ancaman nyata di Kawasan bukanlah Israel, tetapi Iran!
Ada yang nanya, “Kok ente malah menulis tentang Israel dan Palestina, kenapa tidak menulis tentang pembantaian di Ghuta?”.
Tidak perlu, karena sudah banyak yang memberitakan. Di Ghuta terjadi perang beneran, bukan sinetron, cuma yang aneh kok semua media memberitakan yang tewas adalah anak-anak dan sipil, apakah kelompok oposisi bersenjata tidak pernah tewas atau tidak pernah kena serangan? Atau jangan-jangan di Ghuta tidak ada kelompok bersenjata? Terus puluhan mortar yang jatuh di Damascus, di rumah sakitnya, di masjidnya, di sekolahnya, di pasarnya, di jalan-jalannya, rumah-rumah warganya, yang datang dari arah Ghuta dari mana asalnya? Apakah kiriman dari burung ababil...?
Kita tetap bersedih dan mendoakan semoga semua warga sipil baik di Ghuta maupun di Damascus yang tidak berdosa semuanya dapat selamat, kalaupun harus meninggal, semoga mereka syahid, berpindah dari dunia fana yang tidak mencintai mereka ke pangkuan Ilahi Rabbi yang merindukan mereka. Terus kita mau ngapain? Qatar, Arab Saudi, Emirates dan Turki yang dulu mendanai dan mempersenjatai mereka saja sudah angkat tangan, dan menyerahkan mereka kepada peluru dan bom pemerintah! Tapi, semua tidak akan sia-sia, semuanya akan dijawab oleh waktu...

*keterangan : Judul hanya tambahan dan diambil dari pragraf pertama. gambar dan konten tulisan seluruhnya diambil semuanya dari akun fb penulis. selamat menikmati

0/Post a Comment/Comments