MELAWAN POLITIK ETALASE ALA FAHRI HAMZAH

Ditengah alam demokrasi yang semakin menuntut kita pada era keterbukaan informasi, cara-cara pendekatan dialogis antara calon pemimpin dengan rakyatnya adalah sebuah cara jitu pendekatan untuk menghindari politik 'beli kucing dalam karung'

Sudah waktunya, negeri ini memilih pemimpin dengan pola pendekatan dialogis melalui acara-acara yang dekat langsung kepada masyarakat, agar masyarakat ikut tahu mengenai isi kepala berupa visi dan misi sang calon pemimpin kedepannya

Hal inilah yang tengah dilakukan oleh sosok Fahri Hamzah, menerobos kebiasaan lama yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini, kebiasaan lama dengan pendekatan kekuatan partai politik ataupun pendekatan politik etalase
Selama ini, negeri ini lebih 'biasa' menerima cara pendekatan politik etalase, dimana masyarakat pemilih cukup diberi tulisan tentang sang tokoh, tanpa perlu tahu isi kepala sang tokoh calon pemimpin
Sudah seringkali dari penerapan politik etalase, negeri ini lebih banyak menerima politisi Made in kucing dalam karung, tanpa tahu isi otak asli sang pemimpin, sehingga terjebak pada penyesalan yang tiada akhir
Dan hal inilah yang kini dicoba untuk dirubah oleh Fahri Hamzah, ibarat mendobrak tradisi politik lama didalam mengenalkan calon pemimpinnya, Fahri Hamzah memulai dengan acara ngopi bareng dengan segmen berbagai usia termasuk sasarannya pada segmen anak muda yang cenderung keingintahuan serta perhatiannya kepada nasib bangsa sangat besar
Dan pada hari Ahad 25 Februari, bertempat di sebuah tempat kopi didaerah Dago Bandung, kembali acara ngopi bareng dengan menghadirkan sosok Fahri Hamzah dilakukan, dengan beratus audien acara seperti ngopi bareng ini ibarat format terbaru dalam pendekatan politik yang dialogis serta humanis
Melihat keingintahuan serta tertariknya para audiens untuk menghadiri, walau untuk hadir pada acara ngopi yang terhitung sederhana ala ngopi anak gaul jaman now tersebut ada beberapa yang harus datang dari beda wilayah yang cukup jauh seperti Pekanbaru, Bengkulu, Jakarta, Tanggerang, Tasikmalaya, Garut hingga Cirebon
Fenomena mulainya ketertarikan masyarakat atas pola baru mencari pemimpin negeri seperti yang dilakukan Fahri Hamzah dan para pendukungnya, patut dicontoh sebagai sebuah terobosan baru melawan politik etalase yang hanya melahirkan pemimpin 'kucing dalam karung'
Akan ada waktunya, pendekatan dialogis serta pendekatan humanis dilakukan, dimana semua masyarakat bisa tahu siapa dan bagaimana cara berpikir pemimpinnya terhadap nasib bangsa
Hal-hal positif seperti ini sudah dilakukan oleh Fahri Hamzah ataupun Agus Harimurti Yudhoyono
Demokrasi bukan lagi menjadi ajang pertarungan politik etalase yang hanya tergantung kekuatan partai
Tetapi sudah saatnya, demokrasi menjadi ajang pertarungan ide dan pikir calon pemimpin
Hapuskan tradisi pola politik lama, yang hanya melahirkan pemimpin kucing dalam karung
Seperti yang dilakukan oleh sosok Fahri Hamzah, yang kini telah lahir menjadi sosok pembeda
@bang_dw

*Keterangan : Judul, konten, dan gambar diambil dari akun fb penulis

0/Post a Comment/Comments