Oleh Siska Lis Sulistiani, M.Ag., M.E.Sy*
Musyrikin Makkah kebingungan. Pada
empat pekan terakhir terjadi beberapa peristiwa yang mengejutkan mereka. Umar
bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muththalib masuk Islam. Muhammad saw menolak
tawaran mereka yang menjanjikan harta, wanita dan tahta . sebagaian besar bani
Hasyim dan Bani Muththalib, baik yang kafir maupun muslim, berjanji akan
membela Rasulullah saw.
Kaum musyrikin tahu, kalau Muhammad
saw dibunuh, darah mereka akan mengalir di lembah Makkah. Bani Hasyim dan Bani Muththalib
tentu akan menuntut balas. Menyadari hal itu, musyrikin Makkah segera
menyiapkan rencana untuk menindas kaum muslimin dengan cara yang belum pernah
mereka lakukan selama ini.
Di sebuah lembah yang subur, di
wilayah Bani Kinanah, musyrikin Makkah berkumpul dan menyepakati sebuah
perjanjian. Di antara isi perjanjian itu adalah mereka bersekongkol untuk tidak
menikah dengan wanita bani Hasyim dan bani Muththalib (yang sebagaian besar
adalah muslim), tidak melakukan jual beli dengan mereka, tidak masuk ke rumah
mereka dan tidakjuga berbicara dengan mereka, hingga kedua suku tersebut
menyerahkan Rasulullah saw untuk dibunuh.
Orang ini didoakan oleh Rasulullah
saw hingga tangannya lumpuh. Dengan adanya perjanjian itu, maka kaum muslimin
terboikot! Mereka dikucilkan di sebuah lembah perkampungan Abu Thalib.Pemboikotan itu berlangsung lama.
Setalah tiga tahun berlalu, Allah menurunkan pertolongan-Nya. Beberapa orang
yang semula memang tak setuju dengan pemboikotan itu mengadakan pertemuan. Pada
masa-masa pemboikotan, orang-orang ini memang sering “menyelundupkan” makanan
untuk kaum muslimin.
Lima tokoh Quraisy ini mempelopori
pembatalan pemboikotan. Merekalah pertama kali merobek naskah perjanjian yang
ditempel di dinding ka’bah. Sebelumnya naskah tersebut memang sudah rusak dimakan
rayap kecuali bagian yang ada tulisan lafadz Allah.
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ
مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Qs.
2:155)
Begitulah ujian orang-orang
terdahulu begitu berat dan penuh dengan darah serta air mata. Namun, itulah
jalan yang telah ditempuh oleh para pejuang Allah atau para aktivis dakwah di
era Rasulullah saw. Setiap zaman berbeda tantangan, ujian serta pelakunya. Akan
ada warna tersendiri. Maka begitu Indahnya surga Allah yang harus di
perjuangkan dengan penuh pengorbanan harta bahkan jiwa telah dibuktikan oleh
para pendahulu kita. Maka masa kini, para aktivis dakwah harus tetap bersiap
siaga dalam menghadapi setiap ujian dan tantangan, terlepas dengan segala
kemudahan di masa ini, hal tersebut adalah sarana untuk tetap berhati-hati
menghadapi ujian keimanan generasi selanjutnya menuju akhir zaman.
* Beliau merupakan pengurus BP PP KAMMI 2017-2019