Baiat Aqabah Pertama


Sebagaimana telah dijelaskan tulisan sebelumnya tentang strategi dakwah baru yang dilakukan Rosulullah, sekelompok orang dari kabilah Khazraj berjanji akan menemui beliau lagi di musim haji berikutnya.  Saat ini pada tahun 12 kenabian musim haji, 12 orang dari Anshar datang menemui beliau di Aqabah. Mereka kemudian berbaiat kepada Rosulullah.


Peristiwa ini disebut Baiat Aqabah Pertama. Dalam sebuah riwayat, Ubadah bin Shamit mengatakan, “Kami sebanyak 12 orang lelaki. Rosulullah Saw. Kemudian bersabda kepada kami, ‘Kemarilah! Berbaiatlah kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang ada di depan atau di belakangmu, dan tidak akan membantah perintahku dalam hal kebaikan. Jika kamu memenuhi, pahalanya terserah kepada Allah. Jika kamu melanggar sesuatu dari janji itu, lalu dihukum di dunia maka hukuman itu merupakan kafarat baginya. Jika kamu melanggar sesuatu dari janji itu, kemudian Allah menutupinya maka urusannya kepada Allah. Bila menghendaki, Allah akan menyiksanya atau memberi ampunan menurut kehendak-Nya.” Ubadah bin Shamit berkata, “Kami kemudian berbaiat kepada Rosulullah Saw. Untuk menepatinya.

Setelah pembaiatan ini, 12 dari kaum Anshar pulang kembali ke Yastrib (Madinah). Rosulullah mengikutsertakan Mush’ab bin Umair bersama mereka ke Yastrib. Tujuannya untuk mengajarkan al-Qur’an dan hukum-hukum Allah kepada mereka

Silahkan baca 2 kisah Mush'ab bin Umair untuk melengkapi bacaan ini:

Dalam Sirah Nabawiyahnya Muhammad Said Ramadhan al-Buthy menyebutkan Baiat Aqabah Pertama seperti isi baiat kaum wanita (tidak berbaiat untuk perang dan jihad). Karena Allah memang belum mensyariatkan Jihad dan perang. Dalam perjuangan dakwah Rosulullah ini ada beberapa tahap yang harus dilaluinya. Baiat Aqabah pertama telah menampakkan hasilnya atas jerih payah dan kesabaran beliau. Beliau mengutus duta pertama Mush’ab bin Umair untuk mengkondisikan masyarakat Yastrib. Upaya Mush’ab ini berhasil mengkondisikannya untuk menerima Islam.

Sumber referensi : Sirah Nabawiyah karya Muhammad Said Ramadhan al-Buthy

Iman Munandar

0/Post a Comment/Comments