Tantangan Bisnis Properti Syariah (Tanpa Bank)

Beberapa waktu yang lalu, seorang Developer (mentor bisnis saya juga) menanyakan kepada saya bagaimana prospek bisnis properti syariah (tanpa bank)?
Saya jawab, 'boleh-boleh saja kang haji. Tapi harus hati-hati dengan konsumen yang menginginkan beli rumah secara KPR tanpa Bank. Kebanyakan yang saya temui, mereka secara BI Checkingnya jelek. Ada developer tidak tahan dengan kejadian kredit macet. imbasnya fee buat agent juga gak cair-cair.'
Akhirnya developer tersebut membuat dua skema; 1. KPR tanpa Bank. 2. KPR pake bank Syariah.

Untuk KPR tanpa bank, tentunya DP lebih besar dan cicilan pun besar. Ini berbeda dengan skema KPR bank tentunya.

Memang KPR tanpa riba (bank,red) lagi trend di kalangan kelas menengah yang mana mereka ingin betul-betul bebas dari ribawi. Walaupun ada bank syariah, ya bagi sebagian masih disebut bank riba.

Kelas menengah itu didominasi kelas pekerja, mereka sepertinya gak kuat dengan skema KPR tanpa bank. toh mereka gak punya uang banyak buat DP yang sangat besar, dan cicilan pun besar (ini beberapa pengalaman sy dengan konsumen)

Begitu pula Developer tentunya sangat sulit bertahan jika suatu waktu terjadi kredit macet.

Berbeda halnya jiga KPR bank, setelah pengajuan atau sebelum pengajuan berkas biasanya suka ada BI Checking dulu. Dan tentunya rasio income pun harus masuk cicilan (gaji minimal 3 kali cicilan). Tujuannya untuk menimalisir terjadinya kredit macet.

Untuk wiraswasta, salah satu bank memperketat persyaratannya. Kini lebih berat. Bank ini rugi besar dari KPR kelas wiraswasta ini.

Klo KPR tanpa bank, kan persyaratannya yg saya tahu cuma Fotocopy KTP dan KK. Jadi gak ada analisis keuangan sama sekali (ini yg saya tahu aja).

Inilah tantangannya menurut saya. hanya pengamatan saya aja, amatiran,hehehe

Iman Munandar
Guru, Blogger, Agent Properti

0/Post a Comment/Comments