Fakta Fakta Pilpres 2019

Oleh Tengku Zulkifli Usman


(1)
No 2 menang hampir di seluruh wilayah kota di indonesia, kecuali di beberapa kota di papua dan papua barat.

(2)
No 2 saat ini mengantongi elektabilitas yang hanya terpaut kurang dari 10%. Sedangkan no 1 elektabilitasnya rendah sebagai petahana yang dibawah 50%(normal nya harus diatas 60%).

(3)
No 2 menang telak di seluruh wilayah sumatera, 48% mengalahkan No 1 yang hanya meraih elektabilitas 29% di seluruh sumatera.


(4)
No 1 menang tipis di jawa timur dan wilayah indonesia timur dengan no 2, No 1 menang signifikan di jateng, selisih suara no 1 dengan no 2 adalah 8%.

(5)
No 2 menang telak di jawa barat, selisih dengan no 1 terpaut lebih 12% suara, sedangkan di banten dan jakarta, no 2 leading dengan perolehan 49% berbanding 37% untuk no 1.

(6)
Di media sosial, facebook, IG dan Twitter No 2 menang telak, namun harus dipahami bahwa pemilih yang memakai medsos di indonesia kurang dari 50%, jadi serangan darat masih menentukan.

(7)
Kekalahan no 1 di banyak survei independen dipicu oleh banyak nya kontroversi dalam kebijakan pemerintah, kebijakan yang terkesan panik dan kebijakan yang grasa grusu.

(8)
Kekalahan no 1 di akibatkan oleh isu isu krusial. isu pro cina, isu undercapacity, isu presiden petugas partai, isu utang luar negeri dan isu tenaga kerja luar yang masuk indonesia, kalau mau menyerang petahanan maka isu2 diatas sangat menjatuhkan.

(9)
Kemenangan no 2 di banyak survei independen dipicu oleh keraguan publik kepada petahana yang dianggap tidak mampu mrngelola negara dan masih amatiran.

(10)
Efek sandiaga uno sebagai cawapres prabowo sangat menguntungkan capres no2, isu ekonomi dan isu kepastian hukum melengkapi capres no 2 dan mengungguli no 1.

(11)
Soal debat capres sudah tidak berpengaaruh banyak, karena setelah debat sesi 1, publik tidak yakin lagi bahwa debat capres menyentuh masalah substansial tapi hanya seremonial.

(12)
Hanya 63% pemilih PKS yang akan memilih no 2 sisanya swing voters, ini akibat dari konflik internal PKS, lemahnya leadership PKS, dan efek beberapa kepala daerah asal PKS yang terang terangan mendukung No 1.

(13)
74% pemilih demokrat akan memilih no 2, sisanya swing voters, besarnya angka demokrat dalam memilih no 2 efek sosok tegas SBY dan kuatnya leadership di demokrat saat ini.

(14)
83% pemilih PAN akan memilih No 2, massa PAN termasuk yang paling solid mendukung capres no 2 karena histori PAN yang hampir tidak ada turbulensi dengan Prabowo sejak 2014 saat Hatta Rajasa pernah jadi cawapres Prabowo.

(15)
Jawa masih menjadi incaran utama semua capres, kalau no 1 nanti menang tipis di jatim dan jateng sedangkan kalah telak di jakarta, jabar, banten dan sumatera, besar peluang no 2 akan memenangkan pilpres.

(16)
Jika no 1 menang telak di jatim dan jateng lalu menang telak di wailayah timur indonesia, maka no 2 akan sulit mengejar ketertinggalan elektoral.

(17)
Pertarungan politik paling keras di wilayah timur indonesia hanya ada di sulawesi selatan, sedangkan wilayah lain tidak terlalu signifikan secara pengaruh ke level nasional. Saat ini di sulsel, no 2 dan no 1 berimbang.

(18)
Saat ini massa yang belum menentukan pilihannya kisaran 21-23%. Namun 1 bulan menjelang pilpres biasanya mereka akan menetukan pilihan final nya, secara teori politik, massa tadi biasanya nanti akan memilih capres yang menang secara opini dan survei. Disini harus diwaspadai.

(19)
Angka golput pada pilpres 2019 angkanya tidak terlalu besar, tingkat partisipasi pemilih pada pilpres kali ini diprediksi meningkat dan rakyat antusias dalam berpartisipasi dalam pilpres.

(20)
Pilpres dan pileg yang serentak, membuat pileg kalah pamor dari pilpres, mayoritas rakyat saat ini fokus pilpres bukan pileg, disini ancaman bagi partai partai yang diprediksi belum aman menuju senayan (PAN-PKS-PPP-Perindo-Nasdem-Hanura).

(21)
Tidak ada partai politik yang akan menjadi oposisi kuat di senayan 2019-2024 selain Gerindra jika Prabowo kalah, saat ini 3 besar partai papan atas. PDIP 25,6%, Gerindra 17,8% Dan Golkar 11,5%. Selebihnya suara sisa dan minoritas.

(22)
Namun kalau no 2 menang, tidak serta merta partai pendukung no 2 di pilpres memperoleh limpahan keuntungan(coat tail effect). Pilpres dan pileg ada gap dan tidak linier secara elektoral dan tidak serta merta untung secara mutualis.

(23)
No 1 secara survei internal mereka juga sudah hampir kesalip oleh pasangan no 2, ini juga sesuai dengan survei internal no 2 yang menyebutkan pasangan no 2 saat ini sudah menempel ketat petahana. Dan terbuka peluang no 2 mengalahkan petahana pada april mendatang.

Sekian...

Note:

Data data saya ini bisa di crosscheck dengan data data survei atau data data riset lain yang kredibel dan independen.

Data data ini bisa di compare dengan data data lain sebagai penyeimbang, data data ini akurat sesuai dengan kaidah kaidah riset politik yang independen dan berimbang.

Tengku Zulkifli Usman.
Analis Politik.

Sumber : FB

0/Post a Comment/Comments