7 Langkah Menjadi Orang Kaya dan Berkah

Oleh Rafly Pirmansyah
Pada kesempatan ini penulis ingin berbagi tips untuk menjadi orang kaya dan mempunyai keberkahan hidup yang melimpah. Berikut 7 langkah menjadi orang kaya dan mempunyai keberkahan hidup yang melimpah:
(sumber : laruno.com)

  1. Dekatkan diri kepapa yang “Maha Kaya”
Biasakan sebelum melakukan sesuatu pekerjaan libatkan Allah dalam setiap langkah hidup kita. Termasuk sebelum memulai pertarungan untuk menjadi pemenang dalam bisnis atau beriktiar untuk mencari karunia Allah di muka bumi. Coba laporkan dulu kepada dzat yang punya segalanya, Ya, Allah azza wa jalla. Semakin kita takwa, maka Allah akan mengangkat derajat dan rezeki kita. Karena orang-orang yang dekat dengan Allah akan ditolong langsung dan ditinggikan kemulian hidupnya. Hindarilah dosa-dosa yang mungkin hal itu yang menjadi penghambat rezeki kita.


  1. Miliki lingkungan terbaik dan hindari lingkungan yang boros
Syafii Efendi dalam setiap seminarnya selalu berkata bahwa “teman adalah nasib, jika ingin mengganti nasib, maka harus berani megganti teman”.
Maksudnya adalah lingkungan sekitar kita akan sangat mempengaruhi siapa diri kita dan kebiasaan kita. Memilih teman-teman yang baik adalah hal wajib yang kita harus lakukan jika ingin memiliki mental kaya, baik, tidak boros, dan hemat. Maka janganlah tertipu oleh lingkungan yang terlihat keren tapi sesungguhnya bermental manja dan lemah. Berani mengatakan “tidak” kepada teman yang tidak baik akan membuat kita menjadi “pemimpin besar” dimasa depan.

  1. Perbanyak aset, bukan liabilitas
Aset adalah segala sesuatu yang dapat menjadi sumber pemasukan yang menambah kekayaan kita. Contohnya: rumah yang disewakan, usaha / bisnis, dll. Sedangkan liabilitas (kewajiban) adalah segala sesuatu yang menjadi sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan kita. Contohnya: pajak rumah dan kendaraan, bisnis yang merugi, dll.

Keinginan untuk memperbanyak aset adalah mental seorang pebisnis, maka jika ingin kaya jadilah seorang pebisnis.
Jangan sangka berbagai macam barang seperti mobil, motor, handphone, pakaian mewah, dll, merupakan kelompok golongan aset, padahal sebenarnya barang-barang tersebut termasuk golongan liabilitas (kewajiban) yang terus-menerus akan menurunkan akumulasi keuangan. Untuk itu marilah bersikap dewasa sejak sekarang.

“berhentilah tampak kaya, mari menjadi kaya sungguhan”.

Lakukan sebuah bisnis atau pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan tetap rendah hati. Lagian jika bisnis kita sudah mendapatkan hasil yang memuaskan, kita juga tidak perlu teriak-teriak “aku orang kaya ... aku punya banyak uang”… dasar lebay!.. rendah hati bukan rendah diri.

“work hard, stay humble”

  1. Miliki skala prioritas
Pilihlah hal-hal yang penting dan tinggalkan hal-hal yang tidak penting. Dengan skala prioritas kita jadi mengerti mana yang harus didahulukan, dan mana yang bisa ditunda.
Harusnya juga kita mengerti apa itu kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan akan memberikan kita efektifitas terhadap fungsi uang yang kita miliki. Sedangkan keinginan akan mengarahkan kita kedalam gaya hidup sosialita. Yang intinya kebutuhan itu adalah primer dan keinginan itu adalah tersier.

  1. Sukailah hal-hal detail
Strategi ini lumayan unik. Karena bagi orang yang tidak suka dengan angka-angka, hitung-hitungan, ini adalah hal yang memusingkan bagi mereka. Tapi ingat jika kita ingin memperbaiki keuangan kita maka mulailah memperhatikan hal-hal kecil. Lihat dan simpan struk parker, check dengan benar label harga produk yang ingin kita beli. Mulailah berhitung, apa untungnya hal ini untuk kita. Bisakah ditawar lebih murah lagi dan sebagainya. Jangan sepelekan hal-hal kecil seperti kembalian ketika membeli sesuatu. Perhatikan baik-baik tanpa menjadi seorang yang pelit. Pelit juga tidak baik bagi kita. Perhatian dengan hal-hal detail akan membuat kita semakin fokus kepada hal-hal yang dibutuhkan saja. Saya juga termasuk orang yang sering berkata ah, sudahlah… ah, biarkan saja… ternyata tidak, kita harus benar-benar menghitung dan memperhatikan. Apalagi terkait dengan bisnis dan operasionalnya.

“sesuatu yang bisa diukur, akan mudah untuk diatur”

Kemudian pisahkan antara uang pribadi dan uang bisnis. Saya pun pernah mengalami dan mendengar dari rekan-rekan pebisnis pemula yang kebingungan melihat bisnisnya. Padahal bisnisnya jalan, tetapi uangnya tidak terlihat. Setelah dicek, ternyata mayoritas masalahnya sama, yaitu menggabungkan antara uang pribadi dan bisnis. Maka pisahkan antara rekening bisnis dan rekening pribadi.

  1. Fikiran yang terbuka (open mind)
Teruslah belajar, bergerak, dan berubah, karena dunia usaha semakin kompetitif dan begitu buas bagi siapapun yang tidak mau berubah. Lihatlah bagaimana nokia tertinggal dari android, padahal dahulu nokia sempat menjadi pemimpin pasar. Perubahan di depan mata, cara-cara lama akan tertinggal. Kita akan dibunuh oleh kompetitor jika kita tidak belajar dari hal baru. Maka jadilah murid dibanyak kelas.

  1. Sedekah
Saya sangat setuju dengan pepatah “hemat pangkal kaya”.. tapi lebih setuju lagi dengan kalimat “sedekah pangkal kaya”. Rata-rata dari mereka yang dermawan. Mereka menghabiskan uang banyak untuk membantu orang lain, akibatnya Allah siapkan uang yang lebih banyak lagi untuk mereka. Begitulah kekuatan dari sedekah.
Wallaahu a’lam bisshowaab.





0/Post a Comment/Comments