Rumus sukses

Oleh Rafly Pirmansyah

Dalam menjalani kehidupan, seluruh manusia pasti mengharapkan kebahagiaan. Bagi kita selaku muslim, mengartikan kebahagiaan itu bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Contoh kebahagiaan dunia adalah kekayaan harta, popularitas, jabatan, dll, yang dimana sifatnya itu hanyalah sementara. Sedangkan contoh kebahagiaan akhirat yang kita yakini adalah kenikmatan alam kubur dan masuk surganya Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sungguh sangat beruntunglah orang-orang yang mendapatkan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya.
Di sisi lain, dalam realitanya terkadang kita melihat fenomena berbagai macam kriminalitas dan orang-orang yang bunuh diri. Hal tersebut akibat dari rasa putus asa dan jauhnya seorang hamba kepada Tuhannya. Dan ditambah lagi karena syaiton telanh menguasai dirinya.
(sumber : youthmanual.com)

Lalu bagaimana cara kita untuk menggapai kesuksesan?. Setidaknya ada 4 langkah sukses yang bisa kita lakukan:


Dikenal 

Dengan sekian banyaknya manusia di bumi ini, awalnya manusia tidak saling kenal-mengenal. Kemudian ada pertanyaan, apakah seorang pengusaha kaya, dia dikenal kemudian kaya, atau kaya kemudian dikenal?. Nah mungkin kita menjawab ada yang kaya terlebih dahulu baru kemudian dikenal bekan?. Justru sebenarnya seorang pengusaha kaya itu dikenal terlebih dahulu baru kaya.
Lalu apa buktinya?

Orang yang kaya tidak akan kaya tanpa adanya orang lain. Pengusaha tersebut saling kenal-mengenal terlebih dahulu dengan pathner bisnisnya, konsumennya, kompetitornya, pegawainya, dll. Maka selanjutnya cara kita  untuk dikenal orang lain itu bagaimana?. Sebenarnya banyak cara agar kita dikenal orang lain, tetapi hanya 2 hal yang akan disebutkan dan sisanya bisa dikembangkan sendiri. 2 hal tersebut adalah berani untuk menampilkan diri dan tampil beda dari orang lain. Tonjolkan hal positif pada diri kita yang tidak dimiliki kebanyakan orang lain sebagai identitas kita ditengah-tengah populasi manusia.



Diterima 

Setelah dikenal banyak orang, selajutnya bagaimana orang lain bisa menerima kita?. Karena jangan sampai orang lain yang kita telah kenal dan mereka kenal kita itu meninggalkan kita kembali. Maka cara kita agar diterima orang lain itu sebenarnya banyak, tapi 2 diantaranya yaitu wangi dan rapi. Pada tahap ini memang belum adanya kebermanfaatan kita kepada orang lain secara langsung, tapi pada tahap ini kita berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dan setidaknya tidak merugikan orang lain.

Disukai 

Setelah kita dikenal dan diterima oleh orang lain, selanjutnya kita harus memberikan manfaat kepada orang lain agar kita disukai. Cara kita agar disukai orang lain itu sebenarnya banyak tapi 2 diantaranya yaitu menolong dan peduli.

Dipercaya

Tahap terakhir adalah dipercaya. Syarat untuk bisa dipercaya orang lain yaitu dikenal, diterima, dan disukai. Maka tidak ada orang sukses yang tidak dipercaya. Kita bisa ambil contoh dari seorang yang paling mulia yaitu Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau sejak kecil telah memiliki gelar al-amin (dipercaya) yang diberikan oleh masyarakat quraisy, karena beliau dikenal sebagai orang yang jujur. Kemudian beliaupun diterima oleh masyarakat sekitar karena tampilannya yang bersih dan wangi. Kemudian beliau disukai karena sifatnya yang dermawan dan suka menolong.
Sekarang kita bisa melihat Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, dari segi politiknya, beliau pemimpin ummat semenjak ada di madinah. Dari segi ekonomi beliau orang kaya karena beliau seorang pebisnis dan ketika memberikan mahar (mas kawin) kepada Siti Khadijah beliau memberikan uang sejumlah 500 dirham. Dan bisa dilihat kesuksesan-kesuksesan lainnya. Itu semua karena beliau dipercaya oleh orang lain dan tentu dipercaya juga oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.



Kesimpulannya, jika kita ingin sukses maka kita harus dikenal, diterima, disukai, dan dipercaya. Kita sebagai muslim bukan memandang hanya sekedar dipercaya oleh orang lain saja, tapi juga kita harus berusaha agar kita dipercaya oleh sang khaliq yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.

Wallaahu a’lam bisshowaab.

0/Post a Comment/Comments