Lemahnya Seorang Pemimpin


Oleh : Rahma Nufaisa

Pemimpin adalah seseorang yang mengemban tugas untuk memimpin dan dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Pemimpin memiliki peran vital bagi keberhasilan kelompok dalam menggapai tujuan kelompok.

Pemimpin sebagai gardu terdepan dalam menangkal segala macam bahaya dari luar yang mengusik kelompok. Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar.

Dalam penciptaan manusia, Allah menanamkan hawa nafsu yang harus dikendalikan. Namun tak semua orang bisa mengendalikannya dengan baik, selalu saja ada hal menyimpang yang dilakukan. Manusia diciptakan dengan kodrat sebagai tempatnya salah dan khilaf, sehingga meminta ampun adalah salah satu hal wajib yang harus dilakukan.

Pemimpin sejatinya adalah manusia biasa. Namun disaat nafsu menguasai tubuh munculah sifat sombong dan bangga diri akan jabatan yang dimiliki. Pemimpin seolah merasa paling baik dan pintar dalam segala hal. Seakan masukan semua orang tidak terlalu berarti baginya. Padahal, pemimpin tak berdaya saat negara dihantam bencana alam, pemimpin tak berdaya saat sakit dan pemimpin tak berdaya saat tidak ada satupun anggota yang mempercayainya.

Pemimpin itu sejatinya lemah, karena itu mereka harus bergantung pada yang Maha Kuat. Selain itu pemimpin harus membangun relasi yang baik dengan anggotanya, bersatu membangun kekuatan yang besar.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an : “ Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji .” (QS. Fathir: 15)

Dari ayat diatas sudah jelas bahwa manusia itu lemah dan butuh Allah yang maha kuat. Jangan sampai kita semua melupakan keadaan Allah dan segala macam nikmat yang telah diberikan-Nya.
Firaun menjadi salah satu bukti ketamakan seorang pemimpin yang bahkan mendeklarasikan diri sebagai Tuhan. Padahal Firaun adalah ciptaan Allah, seseorang manusia yang lemah namun berlagak sebagai yang paling kuat. Oleh karena ketamakannya, Allah memberikan azab yang menghinakan bagi Firaun.

Manusia yang sejatinya juga merupakan pemimpin bagi diri sendiri, seharusnya lebih bergantung pada Allah dan menyerahkan segala urusan pada Allah. Jangan sampai kita lebih bergantung pada manusia, daripada kepada Sang Pencipta kita sendiri. Semoga Allah selalu memberi Rahmat kepada kita agar dijauhkan dari sifat membanggakan diri.

0/Post a Comment/Comments