*Misteri Terbunuhnya Komandan Pengawal Raja Salman bin Abdul Aziz*

Oleh Saief Alemdar

Satu tahun lalu, kurang dua hari mungkin, media internasional diramaikan oleh berita seperti yang sering kita nonton dalam film “SAW”, yaitu peristiwa pembunuhan Jamal Khasogi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Hampir dua bulan lebih media memberitakan pembunuhan tersebut, sampai akhirnya hilang dan tidak jelas bagaimana kelanjutannya, dan siapa dalang dibalik SAW itu.

Dua hari lalu, tepatnya 28 September 2019, media internasional kembali dikejutkan dengan berita kematian Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham. Mayjend ini adalah bodyguard Raja Salman dan sebelumnya ayah al-Fagham juga pernah menjadi bodyguard Raja Abdullah, katanya.
Informasi resmi dari media lokal, Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham ditembak oleh kawannya sendiri, Mamduh Bin Misyal Al Ali ketika sedang berada di rumah kawan lainnya, Turki Bin Abdul Aziz Sbty di Jeddah. Katanya “personal dispute”. Singkat cerita, Mamduh Bin Misyal Al Ali tewas ditembak oleh pihak keamanan di luar rumah, Turki Bin Abdul Aziz Sbty mengalami luka-luka, dan Mayjend Fargham meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit atau di rumah sakit, yang penting meninggal karena luka tembak.
Selain the Guardian yang so far relatif netral, chanel Al Arabia dan Aljazeera yang sedang perang dingin saling memberikan berita sesuai dengan “pesanan” terkait dengan insiden penembakan Mayjend Fargham. Informasi dari Al Arabia tidak perlu dibahas, karena jelas dia adalah corong pemerintah. Yang mungkin menarik laporan dari Aljazeera yang mengkritisi kronologis insiden yang rather confusing.
Seorang aktifis Arab Saudi yang diwawancarai Aljazeera mengatakan, “Orang seperti Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham untuk apa ada di rumah kawan, dia seharusnya 24 jam mengawal Raja. Protapnya memang demikian, bahkan bodyguard seperti itu jarang ambil cuti”
Ada media lain, seperti Sabq, malah menyebutkan bahwa sebelum meninggal, Mayjend. Fagham sempat terlihat di Kornis Jeddah sedang olah raga memakai pakaian sport.
Anehnya, video yang beredar itu direkam oleh orang tidak dikenal, padahal seumur-umur Mayjend. Fagham jarang sekali muncul di media kecuali bersama Raja. Ada yang bilang, Mayjend. Fagham, sudah tidak lagi bertugas sebagai bodyguard, makanya bebas jalan-jalan. Tapi, tanggal 25 September lalu, ya 3 hari sebelum kejadian itu, Mayjend. Fagham masih terlihat bersama Raja Salman ketika menyambut PM. Iraq.
Wajar lah kalau di zaman terbuka seperti saat ini orang bertanya dan berspekulasi, coba kasus SAW Khasogi, kalau mendengar informasi dari pemerintah Arab Saudi, it doesn’t add up, bro! Mosok Khasogi masuk ke Konsulat, terus berantem, terus digergaji dan sampai sekarang tidak ketahuan dimana jasad dan kuburnya!
Sama, Mayjend. Fagham, pernah mendapat gelar “The best bodyguard on earth”, meninggal dengan kronologis begitu, it’s doesn’t make sense.
Orang seperti Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham, pernah menjadi bodyguard Raja Abdullah dan kemudian Raja Salman, tentunya mengetahui banyak hal, pasti tersimpan dalam memorinya itu berbagai informasi rahasia yang tidak banyak diketahui oleh orang diluar Istana, bahkan oleh orang di luar kamar Raja.

Yang pasti, liputan kematian Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham mengalahkan liputan operasi militer Houthi dua hari yang berhasil menawan lebih dari 1 batalion tentara Arab Saudi di dekat Najran oleh Koalisi Houthi “The Cave Man”, dan menyita lebih dari 300 kendaraan lapis baja serta persenjataan lainnya. Satu battalion itu gede, bro!
Kemarin itu, awal tahun 2019, dalam acara talk show “MICHEL HAYEK PREDICTIONS 2019”, di channel MTV, Michel Hayek mengatakan, “ Tahun 2019, Arab Saudi akan menjadi perbincangan hangat dan nama Abdul Aziz al-Fagham akan mencuat”. Kalau yang terakhir ini mah “Kazzabal Munajjimun walau Shadaquuu…"
Rahimallah Mayjend. Abdul Aziz al-Fagham, semoga Allah menerima amalannya, dan mengampuni khilafnya...

Sumber : FB

Keterangan : judul hanya tambahan dari admin, sementara konten dan gambar dari akun fb pengarang

0/Post a Comment/Comments