Bagaimana Jati Diri UGM yang Dulu? Begini Catatan oleh salah satu alumninya

Di jagad media online pembatalan kuliah umum Ustadz Abdul Shomad oleh Rektorat UGM (Universitas Gadjah Mada) ramai diperbincangkan oleh publik. 

"Hal tersebut (pembatalan kuliah umum Abdul Somad) dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM," kata Iva seperti dilansir dari laman detik

Bagaimana dengan Jati Diri UGM yang Dulu? begini ulasan dari salah satu alumninya;

UGM dulu zaman saya kuliah pernah mengundang tokoh tokoh Islam seperti Irfan Awaz, Ja'far Umar Tholib, Ismail Yusanto, Hartono Ahmad Jaiz untuk berdebat dengan Ulil Absar Abdala, Abdul Munir Mulkhan dll. 

Kami dulu diajarkan Kita tidak bisa melarang pemikiran orang sehingga semua pemikiran ditampilkan dan diperdebatkan. Di UGM juga tumbuh komunitas Islam beragam dari di luar NU Dan Muhamadiyah seperti Ikhwanul Muslimin, Salafy, HTI,NII bahkan Syiah dan Ahmadiah. Di sisi yang lain pemikir pemikir liberal banyak di UGM, apalagi para pemikir Marxis yang juga ada di kalangan dosen dan mahasiswa. 

Dari UGM lahirlah banyak tokoh pemikir idiologi yang beragam baik Kiri kanan fundamentalis maupun liberalis. Hari ini Ustadz Abdul Somad yang "radikal"nya tak seberapa bila dibandingkan tokoh Islam yang disebut diatas dilarang isi diskusi di UGM Sedangkan anak SMA yg tidak lulus SBMPTN psychology UGM bisa diundang dan dipuji puji sebagai pencerah dan pendukung keberagaman Karena tulisan "ilmiahnya" di medsos. Itulah realitas di kampus saya yang dulu saya pernah kuliah dan keluar masuk forum diskusi ilmiahnya. Itulah jati diri UGM dulu, zaman saya kuliah. Mungkin sekarang jati dirinya adalah yang tidak sejalan dengan Pemerintah maka dilarang.

Ulasan kawan Budi Kurniawan yang brilian 👍👍

Sumber : FB 

0/Post a Comment/Comments