Siti Hajar dan Air Zam zam

Oleh Najla Najmatul Fadhilah


Kisah ini bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim alaihissalam untuk pergi dari Palestina menuju ke Mekah beserta keluarganya yakni Siti Hajar dan Ismail alaihissalam yang kala itu masih sangat kecil. Dan sesampainya mereka di Mekah, Allah memerintahkan Ibrahim alaihissalam  untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di sana, di tanah tandus yang tak bertanaman yang juga dikisahkan dalam suatu kitab tak ada manusia dan bahkan Jin sekalipun.

Selepas kepergian Ibrahim alaihissalam, Siti Hajar mulai kehabisan bekal. Air dan sejumlah kurma habis dan Ismail kecil mulai merasa lapar dan haus, tidak ada bekal apapun. Lalu, apakah yang dilakukan oleh Siti Hajar setelah itu? Ya betul. Dia berlari-lari antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak 7 Kali. Dan lalu yang menjadi pertanyaan adalah apa yang dicari, kenapa Siti Hajar hanya berlari-lari antara Shafa dan Marwah bahkan sebanyak 7 kali pula?

Padahal kan mestinya ketika sudah 1-2 kali bolak-balik dan tidak menemukan air, harusnya ia mencari ke arah lain betul nggak? kenapa hanya sekitar Safa dan Marwah saja dan kenapa bahkan sebanyak 7 kali pula?

Ternyata jawabannya adalah sebab yang Siti Hajar cari bukanlah ‘air’. Lalu apakah yang ia cari? Sehingga Siti Hajar bolak-balik antara Safa dan Marwah sebanyak 7 Kali? Ya! yang  Siti hajar cari adalah ‘pemilik air’ yaitu Allah

Adapun hikmah yang dapat kita ambil adalah

1.      Yang dicari itu harus Allah

Ketika yang Siti Hajar cari adalah pemilik air maka yang ia dapatkan adalah air zam-zam yang sampai saat ini tak pernah mengering bahkan Allah berkahi bagi siapapun yang meminumnya.

     Ya, Siti Hajar tidak mengandalkan ikhtiarnya, yang ia cari bukanlah air namun pemilik air itu yaitu Allah. Maka teruslah berikhtiar dan tidak bergantung dengan ikhtiar tersebut namun menunjukkan ikhtiar tersebut sebagai kesungguhan kita terhadap Allah bahwa kita sangat membutuhkan-Nya.

Maka di dalam salat ya kita ingin mendapatkan rasa ketenangan Maka yang kita cari bukanlah kekhusyuan namun yang kita cari adalah Allah. Barangsiapa yang mencari kekhusyuan maka ia akan kehilangan Allah dan barangsiapa mencari Allah maka ia akan mendapatkan kekhusyuan. Orang yang mencari khusyu ia akan berulang kali mengulang takbir ketika merasa belum mendapatkan kekhusyuannya maka di sanalah pintu godaan setan terbuka.

Pula dalam berdzikir kita berusaha untuk menghadirkan Allah dalam hati kita bukannya hanya berlarut dalam aktivitas tersebut karena yang kita cari adalah Allah bukan kekhusyuan maka pula dalam menghafal Quran kita berikhtiar mengulang-ulang nya sebagai ikhtiar kita kepada Allah bahwa kita bersungguh-sungguh ingin menjadi seorang penghafal Quran.

Sudah paham kan ya jadi?...

2. Oke lanjut, Pertanyaan selanjutnya ialah dimana sih air zam-zam nya itu keluar kenapa justru zamzam nya keluar di kaki Ismail bukannya dari Safa dan Marwah? Maka hikmahnya adalah bahwa ikhtiar atau usaha itu tidak ada kaitannya dengan hasil atau solusi. Hasil atau solusi itu mutlak Allah yang beri.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
         Maka tugas kita adalah ikhtiar karena Allah, berharap hanya untuk ridho Allah karena kalau Allah udah Ridho apa yang menurut Allah terbaik untuk kita pasti akan diberi-Nya

          Maka ingatlah di akhirat nanti Allah nggak akan tanya kenapa hafalanmu sedikit atau nggak lancar?! tapi yang Allah akan tanya adalah kenapa kamu tidak berusaha.
Allahu a’lam.

0/Post a Comment/Comments