Langkah
Tepat Pengusaha dimasa Pandemi
sumber: finance.detik.com |
World Health Organization (WHO) telah menetapkan
Coronavirus Disease (COVID-19) sebagai pandemi global. Menurut situs
worldometer telah terdata 3.064.823 kasus yang terjangkit corona, 211.607
meninggal, 922.389 pulih dari 210 negara pada tanggal 28 April 2020. Pneumonia
yang disebabkan oleh SARS-CoV 2 atau coronavirus ini menjadi ancaman serius
bagi negara-negara di dunia karena sifat penyebarannya yang cepat.
Virus akan menular melalui droplet atau cairan mulut
dan hidung orang yang terinfeksi. Bermula dari wabah di China pada Desember
2019, kini coronavirus telah menginfeksi hampir ke seluruh belahan dunia atau
sekitar 210 negara. Karena itu, WHO menyarankan setiap negara mengambil langkah
agresif untuk menekan wabah corona.
Data sementara dari situs Worldometer, Negara dengan
jumlah kasus COVID-19 terbanyak adalah Amerika Serikat, Spanyol, Italy,
Prancis, Jerman.
Hingga saat ini, belum ditemukan obat antivirus
COVID-19 yang benar benar efektif. Beberapa negara telah meneliti dan
mengembangkan vaksin corona, tetapi masih dalam tahap pengujian dan butuh
beberapa bulan untuk mengetahui efektivitasnya. Karena itu, pandemi sementara
ini hanya bisa ditekan dengan memutus rantai penyebaran infeksi saat ini.
Sementara di Indonesia, jumlah kasus positif corona
terus bertambah secara eksponensial, dari 2 kasus yang diumumkan pertama kali
pada 2 Maret menjadi 9.096 kasus, 765 kematian, 1.151 pulih atau sembuh dan
7.180 yang masih dalam perawatan pada 28 April 2020.
Akibat adanya wabah covid-19 ini memperlambat
pertumbuhan ekonomi. Dan akhirnya membuat sebagian perusahaan melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK), Work From Home (WFH) atau ada juga yang
memberhentikan kerja sementara.
Perlambatan ekonomi ini juga terjadi karena, akibat
adanya himbauan dari pemerintah untuk . melakukan social distancing, karantina
mandiri dan himbauan untuk work from home bahkan bisa jadi penerapan lock down
dapat dilakukan oleh Pemerintah. Hal tersebut tentunya mempengaruhi produksi
dan penjualan pada berbagai perusahaan. Sektor usaha yang paling merasakan
dampak dari penyebaran Pandemi Covid-19 ada pada sektor perdagangan,
pengiriman, pariwisata dan restoran (dine-in). Tidak dipungkiri sektor usaha
lain bisa jadi juga ikut merasakan imbasnya.
Dengan terjadinya hal tersebut, Apakah perusahaan
melakukan penyesuaian terhadap manajemen kerjanya?
Menurut data 73,50% sebagian besar perusahaan tidak
berencana untuk menyesuaikan manajemen kerjanya. Dikarenakan sebenarnya dalam
wabah pandemi ini bukan disebabkan oleh kinerja karyawan yang buruk, produksi
yang tidak mencapai target, pemasaran yang menurun atau tidak adanya konsumen.
Melainkan disebabkan oleh wabah yang mengharuskan orang-orang untuk berdiam
diri di rumah, tidak ada aktivitas massal. Dan dari segi konsumen, konsumen
masih mementingkan kebutuhan primer, tetapi suatu saat mereka akan membeli
kembali produk yang memang diperlukan (menunggu waktu).
Lalu, Apakah perusahaan mempertimbangkan untuk
melakukan perubahan terhadap jumlah tenaga kerja?
Menurut data 69,98% perusahaan tetap melakukan
rekrutmen secara normal. Dikarenakan adanya regenerasi sangatlah penting,
pertama adanya kreativitas/modifikasi terhadap produk, kedua memperluas
kreativitas dalam pemasaran.
Perusahaan dalam hal ini dituntut untuk memutuskan sebuah
keputusan yang tepat, sehingga pandemi ini menjadi sebuah hikmah walaupun
terhenti sejenak, tetapi Dia akan melompat lebih baik untuk kedepannya.
Berusaha bertahan dalam pandemi, dan tetap terus berkreasi
J
(Rufaidah Qur’aniyah, STEI SEBI)