gambar: Liputan6.com |
Kendari –
Perhari Selasa 23
Juni 2020 kemarin, sekitar 150-an TKA China mulai masuk ke Sulawesi Tenggara. Hal tersebut
otomatis menggegerkan masyarakat Kendari yang sejak hari kemarin langsung
melakukan aksi demonstrasi penolakan kedatangan TKA China.
Demonstrasi tersebut
dilakukan oleh mahasiswa dan warga di sekitaran Bandara Haluoleo, tepatnya di jalan poros Kendari-Motaha, Desa
Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.Bahkan beberapa warga melakukan razia dan membawa salah satu TKA China dari mobil yang keluar masuk dari Bandara, bahkan sempat terjadi bentrokan antara peserta aksi dengan aparat, sampai ada pelemparan ke arah bandara dan tembakan gas air mata.
Abdurrahman Saleh, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara ikut angkat bicara terkait dengan kedatangan TKA China kemarin, beliau
menekankan kepada petugas bandara untuk lebih ketat melakukan pemeriksaan visa
terhadap TKA China yang datang.
"Kami sudah melihat, 156 (152 TKA dan 4 tim medis
asal Indonesia) ini kami mengambil sampling secara acak dan diperlihatkan
visanya kepada kami. Memang visa yang digunakan itu visa 312 atau visa tenaga
kerja, kami juga masih meminta terkait keahlian yang ada pada 15 kategori
keahlian, kita kumpulkan dulu semua secara konkrit baru kita ambil langkah apa
yang akan kita lakukan," ujarnya.
Negara Indonesia saat ini memang agak sensitif dengan TKA China yang masuk ke Tanah Air, pasalnya saat ini Indonesia masih belum pulih dari penyebaran pandemi covid 19, apalagi virus tersebut berasal dari Negeri China khususnya di Kota Wuhan. Tidak hanya itu, dengan kedatangan TKA China tentunya akan sangat mempengaruhi terhadap ketersediaan ruang pekerjaan untuk masyarakat asli Indonesia.
Kontributor: Wahid Ikhwan