BEP Jadi Indikator Keuntungan Suatu Perusahaan Dan Sarana Pengambilan Keputusan

BEP Jadi Indikator Keuntungan Suatu Perusahaan Dan Sarana Pengambilan Keputusan
Oleh Dudi Supriadi


Sudah pasti dan sangat jelas setiap orang yang mendirikan suatu perusahaan pasti punya tujuan perusahaannya,  tidak hanya mengalami impas atau hanya seimbang antara kerugian dan keuntungannya. Tapi, mempunyai keinginan lebih dari itu, meraih keuntungan dengan sebesar besarnya dengan cost yang paling sedikit. Dengan adanya proyeksi keuntungan atau kerugian, perusahaan bisa mempersiapkan itu semua, tidak lain untuk meraih keuntungan semata.  Salahastunya dengan mencari BEP (Break Event Pont) perusahaan. Salahsatu keuntungan mengetahui BEP managament perusahaan bisa melihat pada tingkat penjualan berapa perusahaan bisa mengalami impas, dan mencari solusi supaya perusahaan bisa mendapatkan laba (Ariyanti 2014) .

Break Event Point atau titik impas juga bisa digunakan oleh management perusahaan untuk melihat batas keamanan atau (margin of safety) dan laba kontribusi (Kontribution Margin). Dari margin of safety management bisa mengetahui seberapa banyak target penjualan dapat turun supaya tidak menderita kerugian, sedangkan dengan mengetahui kontribution margin managament perusahaan dapat mengetahui cukup tidaknya jumlah yang tersedia untuk menutupi beban tetap perusahaan yang kemudian akan menjadi laba (Choiriyah 2016). 

Salah satu indikator yang bisa di pakai untuk melihat keuntungan perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur adalah dengan melihat BEP (brak Event Point) perusahaan satu periode setelah pendirian perusahaan, kenapa ini menjadi salahsatu indikator karena dengan mengetahuai BEP management perusahaan bisa mengambil keputusan apakah perusahaan bisa dilanjutkan, atau memperbesar produksi, atau tetap melanjutkan kegiatan seperti biasa. Bebereapa cara untuk mengetahui BEP perusahaan diantaranya pertama pendekatan Trial Eror yaitu dengan cara menghitung keuntungan operasi dari suati volume produksi/penjualan tertentu dan di ulang ulang sehingga menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan keuntungan=0 (Total Revenue = Total Cost), Rumus : Z= Q x P – (FC + (QXVC)) dengan Q : Quantity P: Price FC: Fixed Cost Dan VC : Variabel Cost. Kedua dengan menggunakan rumus pendekatan matematis BEP (Q) = FC/P-V dimana P : Harga Jual/ Unit  V: Biaya Variabel/Unit FC: Fixed Cost Q: Jumlah Unit  (Bahri, 2020).

Langkah selanjutnya adalah pengambilan keputusan, jika dianggap perusahaan sudah melampaui batas BEP maka perusahaan bisa tetap berjalan atau mulai berbenah internal control suapaya tetap berjalan dengan baik, sebaliknya jika perusahaan kurang dari BEP maka tindakan management bisa menghentikan kegiatan produksi beralih ke produk baru atau tetap berjalan dengan memperbaiki kinerja perusahaan supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.




Daftar Referensi
Bahri, E. S. (2020). Analisis Break Even Point. 
Ariyanti, Retno. 2014. “ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN TERHADAP PERENCANAAN VOLUME PENJUALAN DAN LABA ( Studi Kasus Pada PT . Cakra Guna Cipta Malang Periode 2011-2013 ).” Analisa Break Event Pont Sebagai dasar pengambilan keputusan management terhadap perencanaan volume penjualan laba 11 (1).
Choiriyah, Vivin Ulfathu. 2016. “ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PENJUALAN PADA TINGKAT LABA YANG DIHARAPKAN ( Studi Kasus pada Perhutani Plywood Industri Kediri Tahun 2013-2014 ),” no. 1: 196–206.

0/Post a Comment/Comments