Dari Karabakh ke Laut Hitam: Drone Turki sekarang menguasai langit Ukraina

[wartanusantara.idMenyusul kesuksesan luar biasa mereka di medan perang di Karabakh dan Libya, pesawat tak berawak Turki yang dipuji secara global kini menguasai langit Ukraina saat ketegangan dengan Rusia meningkat di wilayah Donbas yang memisahkan diri.

(Sumber gambar Yeni Safak)

Menurut sebuah laporan oleh Türkiye Gazetesi, Ukraina dikatakan melakukan latihan menggunakan drone tempur TB2 produksi nasional Turki, yang dibeli Kiev dari Ankara pada 2019, di atas Laut Hitam dan di sepanjang perbatasan wilayah titik nyala Donbas.

Pada 30 Maret, Ruslan Homchak, panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, mengatakan Rusia mengerahkan militernya di dekat perbatasan Ukraina untuk "latihan militer".

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada gilirannya mengatakan Rusia memindahkan angkatan bersenjatanya ke dalam wilayahnya "atas kebijaksanaannya sendiri" dan "itu tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi siapa pun."

Pasukan Rusia memasuki Semenanjung Krimea Ukraina pada Februari 2014, dengan Presiden Vladimir Putin secara resmi membagi wilayah itu menjadi dua subjek federal terpisah dari Federasi Rusia pada bulan berikutnya.

Turki menjual total enam drone Bayraktar TB2 dan tiga stasiun kontrol darat ke Ukraina pada 2019.

Dikatakan bahwa Ukraina sedang bersiap untuk memesan drone tambahan untuk memperkuat angkatan lautnya pada tahun 2021.

Pesawat tak berawak Turki dilaporkan telah menghancurkan sistem rudal Pantsir buatan Rusia di Suriah, Libya dan Nagorno-Karabakh, karena penempatan UAV di Ankara dikreditkan atas kemenangan yang dikepal oleh sekutu Turki dari Asia hingga Afrika.

UAV bersenjata Bayraktar TB2, yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar Technologies, telah digunakan oleh Angkatan Bersenjata Turki dan Direktorat Keamanan negara itu sejak 2015, yang terbaru dikreditkan atas keberhasilan militer Azerbaijan dalam konflik Karabakh.

UAV bersenjata TB2 dikembangkan untuk misi pengintaian dan pengawasan taktis; ia juga dapat membawa amunisi dan melakukan serangan dengan penunjuk target laser.

Drone Turki masing-masing berharga antara $ 1 juta hingga 2 $ juta, sementara tentara Inggris dikatakan menghabiskan lebih dari $ 20 juta untuk satu drone saja, menurut sebuah laporan oleh Guardian.

Laporan tersebut mengutip kutipan dari Ben Wallace, menteri pertahanan Inggris, yang mengatakan bahwa drone TB2 Turki adalah contoh bagaimana negara lain sekarang "memimpin."

Sumber : Yeni Safak

0/Post a Comment/Comments