Lima Cara Menumbuhkan Jiwa Kepedulian Sosial Pada Anak

Oleh : Zamjam Ginanjar, Pengelola Rumah Bermain Belajar & Berbagi ISMA

Anak adalah aset terbaik bagi orangtua, mempunyai anak selain anugerah juga merupakan ujian bagi orangtua. Sesungguhnya anak-anak memang terlahir dengan potensi-potensi yang baik. Tugas kita orangtua untuk mengenalkan, mengarahkan dan mengupayakan agar potensi tersebut dapat tumbuh dengan baik. Saat ini kita hidup di era digital, era dimana interaksi langsung antar individu semakin berkurang. Hal ini tentunya sangat berperan besar dalam menumbuhkan jiwa individualisme pada anak.


Kepedulian sosial merupakan hal yang penting untuk ditumbuhkan sejak dini karena sangat berpengaruh bagi masa depan anak kelak. Sejarah telah membuktikan, anak yang mempunyai kepedulian sosial dapat menjadi seorang pemimpin yang sukses di masa depannya. Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang dapat merasakan empati pada sesama, jika kita mengulas kembali sejarah maka dapat kita simpulkan bahwa kepedulian sosial ini ternyata telah dicontohkan para pendiri bangsa Indonesia.


Berikut lima cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan Jiwa Kepedulian Sosial Pada Anak :

Pertama, Berikan pemahaman bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas besar dunia

“Manusia adalah makhluk sosial”, demikian ungkapan yang sering kita dengar. Manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani fase kehidupan. Berikan contoh sederhana yang mudah dipahami anak, misalnya untuk memenuhi kebutuhan makan harian manusia selalu membutuhkan orang lain. Nasi yang tersedia di meja makan tidak tersaji begitu saja namun banyak orang yang terlibat didalamnya, sebelumnya telah melalui proses seperti penanaman padi oleh petani, pemanenan, penggilingan hingga akhirnya menjadi beras yang siap dimasak oleh orangtua. 
Kesadaran tentang status, tanggungjawab serta kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama sangat penting untuk ditanamkan pada diri anak sejak dini.

Kedua, Yakinkan bahwa kebiasaan berbagi merupakan hal yang baik 

Berikan pengertian mendalam pada anak bahwa kebiasaan berbagi merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Anak yang mempunyai kebiasaan berbagi cenderung memilikii hati yang bahagia. Penelitian terkini telah membuktikan bahwa ketika seseorang melakukan perbuatan sosial, misalnya berbagi makanan dengan sesama, tubuh dengan otomatis akan mengeluarkan enzim-enzim yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu enzim Endorphine ; enzim yang memberikan ketenangan, enzim Dopamine ; enzim semangat dan enzim Adrenaline.

Ketiga, Biasakan anak untuk ikut berkegiatan dalam kegiatan sosial di lingkungan terdekat

Ajak anak untuk peka dengan kondisi lingkungan sekitarnya, Libatkan anak untuk membantu kegiatan-kegiatan sosial yang biasa diadakan di masyarakat, misalnya dalam kegiatan kerja bakti lingkungan. Anak bisa dilibatkan untuk membantu menyediakan makanan bagi warga yang mengikuti kerja bakti. Tanyakan pada anak hal apa yang ia rasakan setelah membantu menyediakan makanan bagi warga yang mengikuti kerja bakti.

Keempat, Berikan contoh/model orang-orang yang sukses dengan berbagi

"Anak adalah peniru yang hebat", beberapa penelitian terkiini telah membuktikan ungkapan tersebut. Berikan motivasi terbaik pada anak dengan menceritakan kisah orang-orang sukses yang mempunyai kepedulian sosial tinggi agar anak termotivasi untuk berbuat hal serupa.

Kelima, Berikan Penghargaan pada anak

Penghargaan pada anak sangat penting untuk dilakukan, hal ini tentunya untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya. Jiwa anak adalah jiwa yang senang diberikan penghargaan, baik dalam bentuk ucapan seperti "Terima kasih Kaka, sudah bantuin mama nyiapin makanan untuk tetangga" maupun penghargaan dalam bentuk hadiah sederhana. Dengan memberikan penghargaan kepada anak, sesungguhnya orangtua sedang memberikan contoh teladan yang baik dalam sikap menghargai orang lain, hal ini kelak dapat menjadi salah satu bekal hidupnya dalam bermasyarakat.


Jiwa kepedulian sosial akan mendatangkan kebahagian bagi anak dan itu bisa menjadi modal penting bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa remaja dan dewasanya.

0/Post a Comment/Comments