Turki mengintensifkan diplomasi untuk Palestina di tengah serangan Israel

[wartanusantara.idOtoritas Turki telah meningkatkan upaya diplomatik untuk mengakhiri agresi Israel terhadap Palestina ketika Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan mengadakan panggilan telepon dengan para pemimpin Yordania dan Kuwait.

(Penduduk Turki melakukan aksi depan konsulat Israel di Istanbul/Foto : DS)

Dalam panggilan tersebut, Erdogan membahas serangan Israel yang menargetkan Masjid Al-Aqsa, Jalur Gaza, dan warga sipil Palestina dengan Raja Yordania Abdullah II dan Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah.

Sebuah pernyataan dari Kepresidenan mengatakan Erdogan mengatakan kepada Abdullah dan Al Sabah bahwa Turki, Yordania dan Kuwait harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan.

Menurut pernyataan itu, Erdogan menggarisbawahi bahwa semua Muslim di seluruh dunia menjadi sasaran serangan "tidak manusiawi" Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu bertukar pandangan dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Yousef Al-Othaimeen.

Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri, Çavuşoğlu membahas langkah-langkah untuk memobilisasi komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan untuk membentuk komite Yerusalem di dalam OKI.

Sebelumnya di hari yang sama, sumber diplomatik juga mengonfirmasi kepada Daily Sabah bahwa Turki akan meningkatkan diplomasi untuk Palestina dengan anggota OKI, akan membawa serangan Israel ke meja dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia dan anggota DK PBB.

Serangan udara Israel menewaskan 20 orang di Gaza utara, Kementerian Kesehatan Jalur itu mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari yang sama. Kementerian menambahkan bahwa sembilan anak termasuk di antara korban di Jalur Gaza.

"Mayat sembilan martir, termasuk tiga anak, dan beberapa orang lainnya terluka telah dibawa ke Rumah Sakit Beit Hanoun di Jalur Gaza utara," kata Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian, dalam sebuah pernyataan.

Meski pejabat itu tidak memberikan rincian tentang bagaimana orang-orang itu terbunuh atau terluka, ada laporan yang beredar tentang serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Ratusan pengunjuk rasa Palestina terluka dalam serangan baru oleh polisi Israel di situs suci Yerusalem Timur yang diduduki, Masjid Al-Aqsa Senin setelah berhari-hari penggerebekan dan serangan terhadap jamaah damai selama bulan Ramadhan.

Lima puluh orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, kata sumber medis kepada Anadolu Agency, Senin.

Kelanjutan serangan pasukan keamanan Israel menyusul ketegangan tinggi sejak pekan lalu di daerah Sheikh Jarrah ketika pemukim Israel mengerumuni setelah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina.

Sebelumnya pada hari itu, kelompok-kelompok Palestina menembakkan roket ke lokasi-lokasi Israel sebagai tanggapan atas agresi Israel yang berlanjut di Masjid Al-Aqsa dan penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki. Tentara Israel melaporkan bahwa tujuh roket ditembakkan dari Gaza menuju Yerusalem barat.

Pasukan keamanan Israel menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut, melukai ratusan orang menjelang unjuk rasa oleh kelompok-kelompok garis keras Yahudi untuk merayakan "Hari Yerusalem," memperingati kemenangan Israel dalam Perang Enam Hari 1967. Para pengunjuk rasa membalas dengan melemparkan batu dan benda lain ke arah polisi. Warga Palestina melaporkan granat setrum ditembakkan ke dalam kompleks masjid, dengan lusinan orang terluka.

Sejak Jumat, polisi Israel terus-menerus menyerang jemaah Palestina di masjid tersebut, yang berjumlah hampir 300 orang terluka selama akhir pekan. Sebagian besar cedera disebabkan oleh peluru berlapis karet yang ditembakkan oleh polisi, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan.

Serangan di situs tersuci ketiga Islam dan di sekitar Yerusalem Timur bertepatan dengan keputusan Israel untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi, menarik kecaman dari beberapa negara atas kekerasan di Al-Aqsa dan penggusuran.

Ketegangan di Yerusalem meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena warga Palestina memprotes pembatasan akses Israel ke beberapa bagian Kota Tua selama bulan suci Ramadhan, dan setelah pihak berwenang memerintahkan beberapa keluarga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka untuk memberi jalan bagi pemukim Israel.

Sumber : Daily Sabah

Melalui akun Twitternya, Hasmi Bakhtiar menuturkan. "Dari kemaren Erdogan terlihat sibuk telpon sana sini membangunkan pemimpin dunia Islam. Terakhir telepon Emir Kuwait dan juga mengutus Menlu Turkey ke Saudi guna mengambil langkah konkret terkait issue Palestine. Sebatas seruan tidak akan pernah cukup bagi Israel."

0/Post a Comment/Comments