Korea Selatan Menyetujui Penjualan Mesin Untuk MBT Altay Turki

[wartanusantara.id] Korea Selatan menyetujui penjualan mesin untuk tank tempur asli buatan Turki (MBT) Altay Turki. Kesepakatan tersebut ditandatangani ketika pertemuan Menteri Luar Negeri Turki bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan di ibu kota Seoul pada hari Jumat (22/10). Keduanya sepakat untuk kerja sama dalam industri pertahanan dan investasi.

(Tank Altay/Foto via Daily Sabah)

Melansir dari laman Daily Sabah, sebuah deklarasi niat mengenai pasokan mesin untuk tank tempur utama domestik (MBT) Altay Turki ditandatangani oleh pejabat dari Korea Selatan, yang sebelumnya dilaporkan sebagai opsi pengadaan dalam proyek tersebut.

Pernyataan terkait dibuat oleh Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu pada hari Jumat.

Menteri, yang mengatakan bahwa Turki dan Korea Selatan adalah mitra penting dalam industri pertahanan, mencatat dalam sebuah pernyataan Twitter bahwa Menteri Kang Eun-ho, menteri Korea Selatan yang bertanggung jawab untuk Program Pengadaan Pertahanan (DAPA), memberitahunya tentang penandatanganan Perjanjian deklarasi niat untuk memasok mesin tangki Altay.

“Ini adalah langkah penting dalam konteks proyek,” tambahnya.

Laporan media mengatakan pada bulan Maret bahwa produsen kendaraan darat Turki BMC, perusahaan yang melakukan proyek Altay, setuju dengan dua perusahaan Korea Selatan, Doosan Infracore Co. dan S&T Dynamics Co., untuk mesin dan transmisi.

Turki awalnya memulai proyek MBT pada tahun 2007, sementara pengadaan mesin telah menjadi langkah pencegahan untuk sementara waktu karena beberapa perusahaan Eropa menolak untuk menjual unit tenaga.

Prototipe Altay diresmikan pada pameran pertahanan 2011 di Istanbul.

Sebelumnya, prototipe tank tempur generasi berikutnya ditenagai oleh mesin diesel 1.500 tenaga kuda dari MTU Friedrichshafen GmbH Jerman. Rheinmetall Jerman juga telah membentuk usaha patungan dengan BMC yang bertujuan untuk produksi bersama kendaraan lapis baja, terutama tank tempur utama, Altay. Namun, produksi dan pasokan mesin tank terhenti menyusul keputusan Berlin untuk membatasi ekspor senjata ke Turki, sekutu lama NATO.

Embargo senjata Jerman datang sebagai akibat dari gejolak di Suriah yang telah menempatkan penjualan senjata ke Ankara di bawah pengawasan ketat oleh sekutu Baratnya. Jerman telah berulang kali mengumumkan bahwa mereka membatasi penjualan senjata ke Turki, yang meluncurkan operasi kontraterorisme di Suriah utara yang menargetkan teroris Daesh dan kelompok teroris PKK dan cabang Suriahnya, YPG.

Ankara telah lama mengkritik otoritas Jerman karena tidak mengambil tindakan serius terhadap PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan melancarkan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari 40 tahun, yang menyebabkan kematian hampir 40.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Sementara itu, pejabat pertahanan Turki telah berulang kali menegaskan bahwa mesin yang akan dibeli dari luar negeri hanya akan digunakan pada tank produksi massal pertama, sedangkan pada produksi berikutnya, tank Altay akan ditenagai dengan mesin dalam negeri yang sedang diproduksi.

Sumber : Daily Sabah

0/Post a Comment/Comments