Mantan pemimpin Mossad: Israel harus berpikir dua kali sebelum menyerang Iran

[wartanusantara.idTel Aviv harus menahan diri dari menyerang fasilitas nuklir Iran kecuali jika memiliki kapasitas untuk menghancurkan mereka sepenuhnya, mantan kepala Intelijen Militer Israel, Tamir Pardo, mengatakan kemarin.

Mantan Direktur Mossad (2011-2016) Tamir Pardo (tengah) pada 3 Mei 2016 di Cambridge, Massachusetts [Paul Marotta/Getty Images]

Berbicara di sebuah panel pada konferensi Institut Kebijakan dan Strategi Universitas Reichman di Herzliya, Pardo memperingatkan bahwa serangan militer terhadap program nuklir Iran akan jauh lebih rumit daripada serangan sukses Angkatan Udara Israel terhadap reaktor Irak dan Suriah.

“Jika tidak mungkin menutup bisnis ini seperti yang kita lakukan dalam Operasi Opera [melawan program nuklir Irak pada tahun 1981], maka sebaiknya kita berpikir dua kali,” katanya.

Berbicara di panel yang sama, mantan kepala Mossad Amos Yadlin mengatakan selama dekade terakhir, kebijakan Tel Aviv pada program nuklir Iran diputuskan secara pribadi oleh mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu tanpa konsultasi.

"Masalah Iran diprivatisasi untuk satu orang," kata Yadlin, menambahkan bahwa kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara lain, termasuk Amerika Serikat, membuat Republik Islam itu tidak membuat kemajuan berarti dalam program nuklirnya.

“Kesalahannya bukan pada 2015, tetapi pada 2018 ketika mereka [Amerika Serikat] meninggalkan kesepakatan di tahun-tahun yang baik,” tambahnya.

Sumber : Memo

0/Post a Comment/Comments