Pemerintah mengumumkan penambahan jumlah pasien positif virus Corona menjadi berjumlah 369 orang. Sedangkan pasien yang meninggal karena positif virus Corona menjadi 32 orang.
"Penambahan kasus yang meninggal 7 orang, sehingga kasus yang meninggal menjadi 32 orang," ungkap jubir pemerintah terkait penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto, seperti dilansir dari laman Kumparan.
Nilai rupiah jum'at ini tertekan terhadap dolar Amerika Serikat, berada di atas level Rp 16.000, bahkan mendekati posisi terburuk pada krisis 1998.
Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia menghadapi kesulitan ini? Saatnya kita SOLIDARITAS
Sandiaga Salahudin Uno, menekankan pentingnya SOLIDARITAS. Begini teks pidatonya :
Di tengah masa sulit ini, izinkan saya mengajak kita semua untuk merenungi kata SOLIDARITAS
Inilah mantra sakti yang membuat Republik ini dulu tegak berdiri
Solidaritas itulah yang menjamin soliditas bangsa-bangsa lain
Datang membantu kala membutuhkan
Kita merasakan pada era presiden Yudhoyono ketika negara lain tanpa ragu-ragu membantu kita mengatasi bencana maha dahsyat gempa dan Tsunami Aceh 2004.
Disusul dengan bencana-bencana lain di tahun berikutnya. Kita tegak berdiri, bukan saja karena kita kuat. Tetapi juga solidaritas Internasional.
Bulan lalu ketika wabah Corona melanda Tiongkok dan beberapa negara lain.
Kita terguncang melihat langkah yang diambil pemerintah
Bukan rencana darurat yang disiapkan, tetapi insentif sektor pariwisata
Pintu masuk bukan dipersempit, malah dibuka lebar
Bukan tenaga medis yang dipersiapkan, tetapi anggaran influencer asing
Menurut data terakhir, rasio kematian akibat virus Corona di Indonesia jauh di atas rasio rata-rata kematian dunia.
Di negara demokrasi rakyatlah panglimanya. Bukan ekonomi atau politik.
Seluruh usaha menghadapi Corona sepenuhnya harus dilakukan untuk kepentingan rakyat.
Rakyat butuh pemimpin yang tanggap, bukan yang gemar menangkap.
Pemimpin-pemimpin yang mau mendengarkan, bukan malah mereka yang merasa berbeda di social media.
Pemimpin-pemimpin yang terus mendengarkan inilah yang diperlukan oleh bangsa dan rakyat Indonesia.
Presiden Jokowi tentunya punya kapasitas untuk menghadapi masalah besar ini.
Kita berharap beliau segera muncul sebagai panglima tertinggi
Mengerahkan segenap sumber daya bangsa untuk berperang menghadapi Corona.
Beliau juga tampil terdepan sebagai negarawan, menggalang SOLIDARITAS lebih erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Video lengkapnya → https://web.facebook.com/SandiSUno/videos/208246420408133/?t=5
"Penambahan kasus yang meninggal 7 orang, sehingga kasus yang meninggal menjadi 32 orang," ungkap jubir pemerintah terkait penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto, seperti dilansir dari laman Kumparan.
Nilai rupiah jum'at ini tertekan terhadap dolar Amerika Serikat, berada di atas level Rp 16.000, bahkan mendekati posisi terburuk pada krisis 1998.
Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia menghadapi kesulitan ini? Saatnya kita SOLIDARITAS
Sandiaga Salahudin Uno, menekankan pentingnya SOLIDARITAS. Begini teks pidatonya :
Di tengah masa sulit ini, izinkan saya mengajak kita semua untuk merenungi kata SOLIDARITAS
Inilah mantra sakti yang membuat Republik ini dulu tegak berdiri
Solidaritas itulah yang menjamin soliditas bangsa-bangsa lain
Datang membantu kala membutuhkan
Kita merasakan pada era presiden Yudhoyono ketika negara lain tanpa ragu-ragu membantu kita mengatasi bencana maha dahsyat gempa dan Tsunami Aceh 2004.
Disusul dengan bencana-bencana lain di tahun berikutnya. Kita tegak berdiri, bukan saja karena kita kuat. Tetapi juga solidaritas Internasional.
Bulan lalu ketika wabah Corona melanda Tiongkok dan beberapa negara lain.
Kita terguncang melihat langkah yang diambil pemerintah
Bukan rencana darurat yang disiapkan, tetapi insentif sektor pariwisata
Pintu masuk bukan dipersempit, malah dibuka lebar
Bukan tenaga medis yang dipersiapkan, tetapi anggaran influencer asing
Menurut data terakhir, rasio kematian akibat virus Corona di Indonesia jauh di atas rasio rata-rata kematian dunia.
Di negara demokrasi rakyatlah panglimanya. Bukan ekonomi atau politik.
Seluruh usaha menghadapi Corona sepenuhnya harus dilakukan untuk kepentingan rakyat.
Rakyat butuh pemimpin yang tanggap, bukan yang gemar menangkap.
Pemimpin-pemimpin yang mau mendengarkan, bukan malah mereka yang merasa berbeda di social media.
Pemimpin-pemimpin yang terus mendengarkan inilah yang diperlukan oleh bangsa dan rakyat Indonesia.
Presiden Jokowi tentunya punya kapasitas untuk menghadapi masalah besar ini.
Kita berharap beliau segera muncul sebagai panglima tertinggi
Mengerahkan segenap sumber daya bangsa untuk berperang menghadapi Corona.
Beliau juga tampil terdepan sebagai negarawan, menggalang SOLIDARITAS lebih erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Video lengkapnya → https://web.facebook.com/SandiSUno/videos/208246420408133/?t=5