Beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca tulisan di
sebuah blog wordpress, tentang keruntuhan Kerajaan Majapahit. Tulisan tersebut
meyakinkan bahwasanya Raden Patah yang merupakan anak raja Majapahit dari istri
beretnis China sebagai pelaku kudeta atas hancurnya kerajaan Majapahit. Akhir-akhir
ini saya menemukan fakta yang baru saya ketahui, ternyata tulisan tersebut
salah fatal. Selain berpegangan pada buku SKI kelas 9, saya pun mengambil
referensi dari buku Sejarah Indonesia Modern karya M.C. Ricklefs, dan Api
Sejarah jilid pertama karya Ahmad Mansur Suryanegara.
Raden Patah merupakan anak Prabu Brawijaya V (Kertabumi, raja Majapahit)
dari istrinya yang beretnis Cina. Ibunya Raden Patah diceraikan oleh Prabu
Brawijaya V ketika Raden Patah masih dalam kandungan, ia dihadiahkan kepada
Aria Damar, adipati Palembang. Raden Patah lahir dan dibesarkan di Palembang. Kemudian
hari Raden Patah diangkat oleh ayahnya menjadi Pangeran Adipati Bintara
(Demak). Di situlah ia membangun pesantren dan Masjid Agung Demak atas bantuan
para wali yang lain. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar Raden Patah atau
Panembanan Fatah pelaku kudeta atas kekuasaan sang ayah? Saya akan
menguraikannya di bawah ini.
Sebenarnya kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Prabu
Brawijaya V (Kertabumi) dihancurkan oleh serangan Raja Girindrawardhana dari
kerajaan Hindu asal Kediri. Ini merupakan balas dendam atas serangan Widjaja (Pembangun
Kerajaan Majapahit) terhadap Kerajaan Hindu Kediri dengan menggunakan tentara
Kubilai Khan. Tentara Kubilai Khan tujuan awalnya untuk menyerang Raja
Kartanegara yang telah menghina utusan Raja Kubilai Khan. Karena ketidaktahuan
bahwasanya Raja Kartanegara sudah tidak berkuasa lagi, tentara Kubilal Khan
dimanfaatkan oleh Widjaja untuk menyerang Kerajaan Hindu Kediri yang dipimpin
oleh raja Djajakatwang, 1292 M.[1]
Sementara M.C. Ricklefs dalam bukunya menyebutkan bahwasanya
kerajaan Majapahit ditaklukkan oleh negara lain yang belum menganut agama
Islam. Pusat kerajaan Hindu-Budha dipindahkan ke Kediri. Apakah kerajaan
tersebut berada di bawah nama Majapahit, belum ada kejelasan menurutnya.
Dalam kesempatan ini, para wali mengangkat Raden Patah
sebagai penerus keturunan Prabu Brawijaya V di Bintara Demak. Kelak namanya
menjadi Kerajaan Islam Demak. Begitulah proses berdirinya kerajaan Islam Demak.
Jadi tidak benar jika Raden Patah pelaku kudeta atas kerajaan ayahnya, Prabu
Brawijaya V. Wallahu ‘alam.
Selesai di kaki gunung Gede Pangrango.