Hantu PKI dan Saya

Sebagian kita yang ribut soal PKI mungkin memang tidak pernah melihat atau merasakan langsung kekejaman dari PKI. Seperti kata sebagian yang berusaha "bersikap sok netral atau sok bijak " terhadap PKI "ngapain sih melihara hantu PKI, yang kalian tau itu kan hanya propaganda ... katanya ... ngapain juga takut ... komunisme sudah mati ... gak laku ... bla ... bla ... bla "
(Geotimes.co.id)

Saya juga hanya tau kekejaman PKI dari "katanya" ... tapi ini kata orang tua dan keluarga orang tua saya ... jadi ya apa boleh buat saya harus percaya sama "katanya" mereka. Ayah saya tahun 60 an sudah menjadi Tentara di Bandung. Dan beliau mengalami bagaimana saat itu TNI harus bersiaga menghadapi kudeta gagal yang dilakukan oleh PKI pada 1 Oktober 1965.
Tapi kisah dari keluarga ibu saya yang lebih berkesan.

 
Tahun 1960 an, Paktuo (paman) saya tertua dari pihak ibu, berhasil menjadi jaksa di Medan. Waktu itu posisi jaksa mungkin termasuk elit, sehingga secara ekonomi lumayan, maka oleh Paktuo seluruh keluarga nya yang di Padang, almarhum kakek, nenek dan semua paman / bibi termasuk ibu saya waktu itu berjumlah 7 orang dan masih kecil di boyong ke medan semua. Dan mereka yang selama di Padang hidup susah, mulailah bisa menikmati hidup yang lumayan, bisa bersekolah layak di Medan dalam naungan paktuo.
Hingga "negara api menyerang" di tahun 1965
Sebagai pegawai negeri dan muslim yang taat, memang sangat mungkin paktuo saya menjadi incaran PKI ... dan satu hari saat "ibu pertiwi mulai hamil tua" , beliau diculik dan hilang tak tentu rimbanya. Dan seperti banyak orang korban PKI saat itu, kuburnya pun tidak pernah berhasil ditemukan hingga saat ini . Saat hilang, paktuo meninggalkan seorang istri, seorang anak perempuan dan adik-adiknya yang sebagian besar masih usia sekolah serta dua orang tua yang secara ekonomi tidak lagi bisa diharapkan.
Walhasil, seperti anak ayam kehilangan induk, keluarga ibu saya pun kembali kocar-kacir. Hidup yang sempat "lumayan" kembali reset ke titik nol ... hingga akhirnya di tahun 1966, keluarga besar ibu saya pun di evakuasi ke Bandung oleh Paman saya no 2. Yang alhamdulillah diberi jalan rezeki untuk menampung dan menyelamatkan adik-adiknya. Di Bandung, ibu saya yang waktu itu usia SMP sempat menjadi aktivis anti PKI melalui KAPPI.
So, buat saya "Hantu PKI" ini sangat nyata ... dan buat yang gak percaya mereka ini masih bergentayangan, mungkin bisa nonton rekaman ILC semalam ... sejumlah orang yang pernah jadi underbouw PKI sudah berani pulak muncul di TV.
Mungkin memang bukan komunisme nya yang harus ditakuti, masalahnya sejarah mencatat semua gerakan komunis di dunia ini mengambil alih negara selalu dengan cara kekejaman luar biasa. Tokoh macam Lenin, Stalin, Mao, Pol Pot semua berlumuran darah. Saat mereka berkuasa, ide egaliterian, sama rata sama rasa lenyap, mewujud menjadi tiran yang kejam yang tidak ragu menyembelih jutaan rakyatnya sendiri.
Dan di Indonesia darah yang ditumpahkan oleh PKI dalam upayanya mengambil alih kekuasaan itu sangat banyak merupakan darah para ulama atau mereka yang menunjukkan keislaman yang kuat.
Jadi silakan saja anda tidak takut dengan hantu PKI, tapi djangan sekali-sekali meloepakan sedjarah

*Judul dan Konten diambil keseluruhan dari akun Fbnya




0/Post a Comment/Comments