Google memecat 28 karyawannya karena protes terhadap kontrak perusahaan dengan Israel


[WARTANUSANTARA.ID] 
Google memecat 28 karyawan karena keterlibatan mereka dalam aksi duduk selama 10 jam di dua kantor raksasa teknologi itu di California dan New York City, sebagai bentuk protes terhadap hubungan perusahaan tersebut dengan Israel.

Menanggapi protes hari Selasa yang dipimpin oleh kelompok bernama No Tech For Apartheid terhadap Project Nimbus, kontrak cloud senilai $1,2 miliar dengan Israel, Google pada hari Rabu memecat 28 karyawan yang dituduh mengambil bagian dalam protes tersebut.

“Malam ini, Google tanpa pandang bulu memecat lebih dari dua lusin pekerja, termasuk mereka di antara kami yang tidak berpartisipasi langsung dalam protes bersejarah yang berlangsung selama 10 jam di dua pantai kemarin,” kata sebuah postingan di X oleh No Tech For Apartheid.

Chris Rackow, kepala keamanan global Google, menekankan kebijakan nol toleransi perusahaan terhadap perilaku para pengunjuk rasa dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawan yang juga beredar di media sosial.

“Perilaku seperti ini tidak mendapat tempat di tempat kerja kami dan kami tidak akan menoleransinya,” katanya.

“Setelah penyelidikan, hari ini kami memutuskan hubungan kerja dengan dua puluh delapan karyawan yang ditemukan terlibat. Kami akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan yang diperlukan,” tambahnya.

Sebagai tanggapan, No Tech For Apartheid mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai "tindakan pembalasan yang mencolok".

“Tindakan pembalasan yang mencolok ini merupakan indikasi jelas bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai $1,2 miliar dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida dibandingkan pekerjanya sendiri,” kata kelompok tersebut.

Sekitar 10 jam setelah protes, polisi menangkap sekelompok karyawan di New York dan California, kelompok tersebut melaporkan pada X.

Protes ini juga bertepatan dengan berlanjutnya serangan Israel di Jalur Gaza, yang sejak 7 Oktober lalu telah merenggut lebih dari 33.800 nyawa.

Pemecatan tersebut, yang terjadi hanya beberapa jam setelah sembilan karyawan ditahan oleh polisi selama protes duduk di Sunnyvale, California, dan sebuah kantor di New York, telah menimbulkan gelombang kontroversi di dalam dan di luar perusahaan.

Proyek Nimbus

Proyek Nimbus mencakup sistem cloud dan pembelajaran mesin yang memungkinkan penyimpanan data, pengumpulan, analisis, identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.

Kontrak senilai $1,2 miliar untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel, Google, dan Amazon.

Israel mengumumkan pada bulan April 2021 bahwa Google dan Amazon memenangkan tender negara secara besar-besaran, yang memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan cloud lokalnya.

Sistem ini dapat mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk database, sumber daya, dan bahkan sumber observasi langsung seperti kamera jalanan dan drone.

Kritikus berpendapat bahwa proyek ini dapat membantu Israel melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang mirip apartheid.

0/Post a Comment/Comments