Rusia dan Korea Utara menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif


[WARTANUSANTARA.ID] 
Rusia dan Korea Utara pada hari Rabu menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif, yang akan menjadi landasan bagi kerja sama bilateral di masa depan, menurut Kremlin.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Ketua Urusan Negara Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) Kim Jong-un menandatangani dokumen tersebut setelah beberapa putaran perundingan, kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

“Tahun lalu, sebagai hasil kunjungan Anda ke Rusia, kami telah mencapai kemajuan signifikan dalam membangun hubungan antarnegara. Dan hari ini, sebuah dokumen fundamental baru telah disiapkan, yang akan menjadi landasan hubungan kami untuk jangka panjang,” demikian isi pernyataan tersebut. Presiden Rusia mengatakan tentang perjanjian tersebut.

Putin ingat bahwa persahabatan Rusia-Korea terbentuk dalam menghadapi kesulitan, khususnya pada tahun 1945, ketika tentara Soviet bertempur bahu-membahu dengan para patriot Korea untuk membebaskan Korea dari penjajah Jepang.

Selama Perang Korea tahun 1950-1953, pilot Soviet menerbangkan puluhan ribu misi tempur untuk mendukung tentara Korea Utara.

“Setahu saya, program hari ini antara lain peletakan karangan bunga di Monumen Pembebasan Korea. Para pendahulu kita memberikan landasan yang kokoh bagi perkembangan hubungan kita hari ini,” ujarnya.

Sebelumnya pada hari Senin, ajudan presiden Rusia Yury Ushakov mengatakan dokumen baru tersebut akan menggantikan beberapa perjanjian sebelumnya, termasuk Perjanjian Persahabatan dan Bantuan Timbal Balik tahun 1961, Perjanjian Persahabatan dan Tetangga yang Baik dalam Kerjasama tahun 2000, serta deklarasi Moskow dan Pyongyang tahun 2000. dan 2001.

Menurut Ushakov, perjanjian baru ini akan mencerminkan perubahan signifikan dalam lanskap geopolitik dan hubungan bilateral antara Rusia dan Korea Utara.

Ushakov menekankan bahwa dokumen tersebut akan mematuhi semua prinsip dasar hukum internasional, tidak bersifat konfrontatif dan tidak akan ditujukan terhadap negara mana pun, namun akan ditujukan untuk menjamin stabilitas yang lebih besar di kawasan Asia Timur Laut.

0/Post a Comment/Comments