[WARTANUSANTARA.ID] Seorang aktivis Turki-Amerika ditembak mati oleh pasukan Israel pada hari Jumat saat melakukan protes terhadap permukiman ilegal Israel di kota Beita di distrik Nablus di Tepi Barat yang diduduki.
Fouad Nafaa, direktur Rumah Sakit Rafidia, mengatakan kepada Anadolu bahwa Aysenur Ezgi Eygi, yang memegang kewarganegaraan ganda Turki dan AS, tiba di rumah sakit dengan luka tembak di kepala.
Eygi, yang lahir di kota Antalya, Turki pada tahun 1998, meninggal karena luka-lukanya meskipun ada upaya dari tim medis untuk menyadarkannya, menurut Nafaa.
Saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel melepaskan tembakan langsung ke sekelompok warga Palestina yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang mengecam permukiman ilegal di Gunung Sbeih di Beita, selatan Nablus.
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengonfirmasi bahwa korban adalah warga negara Amerika dan relawan kampanye Fazaa, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mendukung dan melindungi petani Palestina dari pelanggaran yang terus berlanjut oleh pemukim ilegal Israel dan tentara.
Warga Beita mengadakan protes mingguan setelah salat Jumat untuk menentang pemukiman ilegal Israel di Avitar, yang didirikan di puncak Gunung Sbeih. Masyarakat menuntut pemindahan pemukiman ilegal tersebut, yang mereka anggap sebagai pelanggaran hak atas tanah mereka.
Ketegangan meningkat di seluruh Tepi Barat yang diduduki saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.900 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Setidaknya 691 orang telah tewas dan lebih dari 5.700 orang terluka oleh tembakan Israel di Tepi Barat sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan.
Sumber : Anadolu Agency