[WARTANUSANTARA.ID] Indonesia pada hari Kamis menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan proyek jet tempur generasi kelima buatan Turki, yang dipandang sebagai tonggak sejarah dalam upaya negara tersebut untuk meningkatkan angkatan udaranya dan mengurangi ketergantungan eksternal.
Niat tersebut diungkapkan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto, yang tiba di Ankara untuk berunding dengan Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan, yang berupaya memperluas hubungan yang sudah kuat dengan Turki.
Subianto merujuk pada pesawat tempur Kaan, jet tempur generasi kelima yang telah dikerjakan Turki selama hampir satu dekade. Jet tersebut pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2023 sebelum melakukan uji terbang perdananya pada awal tahun 2024.
Turki bermaksud menggunakan mesin yang diproduksi di dalam negeri pada jet tersebut dalam produksi serial, yang diharapkan akan dimulai pada tahun 2028.
Pesawat tersebut akan mampu melakukan pertempuran udara-ke-udara dengan senjata generasi baru dan serangan presisi dari ruang senjata internal dengan kecepatan supersonik. Pesawat tersebut juga akan memberikan peningkatan daya tempur dengan kecerdasan buatan dan dukungan jaringan saraf.
ErdoÄŸan memuji hubungan dekat dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia tersebut dan mengatakan kedua negara berupaya untuk memperluas kerja sama lebih jauh dan meningkatkan pertukaran barang bilateral mereka.
"Kami meninjau langkah-langkah potensial untuk memperluas volume perdagangan ke target $10 miliar secara seimbang, berdasarkan pada keuntungan bersama," katanya.
ErdoÄŸan dan Subianto juga mengawasi penandatanganan kesepakatan kerja sama di bidang media, hubungan masyarakat, dan komunikasi, budaya, serta manajemen bencana.
Selama kunjungannya pada bulan Februari, ErdoÄŸan menghadiahkan Subianto Togg, mobil listrik buatan dalam negeri Turki.
Kunjungan tersebut juga menyaksikan Baykar, produsen drone Turki yang diakui secara global, menandatangani perjanjian usaha patungan dengan perusahaan pertahanan Indonesia Republikorp untuk mendirikan fasilitas manufaktur kendaraan udara tak berawak di negara Asia Tenggara tersebut.
Kolaborasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manufaktur Indonesia dan mencakup produksi bersama drone andalan Bayraktar TB3 dan Akıncı, yang akan diekspor Baykar ke negara tersebut.
Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada tahun 2010, di mana produsen senjata milik negara Indonesia Pindad dan FNSS Turki bersama-sama mengembangkan model baru tank medium.
Pada tahun 2023, mereka menyetujui rencana aksi untuk latihan militer bersama dan kerja sama industri pertahanan. Pada tahun yang sama, Indonesia membeli 12 drone Turki senilai sekitar $300 juta dalam upaya untuk meningkatkan militernya yang sudah tua. Kaan akan menjadikan Turki salah satu dari sedikit negara dengan infrastruktur dan teknologi untuk memproduksi pesawat tempur generasi kelima.
Ankara telah berulang kali menyuarakan niatnya untuk bekerja sama dengan negara-negara sahabat dalam proyek tersebut.
Subianto menyatakan keinginan Indonesia untuk bekerja sama dengan Turki di bidang ekonomi, kesehatan, konstruksi, energi, dan budaya. Penekanan terkuatnya adalah pada niat untuk lebih meningkatkan kerja sama pertahanan.
"Kami menginginkan kemitraan yang lebih kuat," katanya dalam konferensi pers bersama Erdogan, yang mengunjungi negara Asia Tenggara itu pada bulan Februari sebagai bagian dari lawatannya ke Asia.
"Indonesia juga ingin mengambil bagian dalam proyek Pesawat Tempur Nasional Kaan generasi kelima," katanya.
Subianto juga mengatakan Indonesia ingin terlibat dalam inisiatif Turki yang berpusat pada pembuatan kapal selam.
"Saya mengagumi Turki dan belajar banyak dari sini," katanya.
Anggota NATO, Turki, meluncurkan proyek TF-X untuk memproduksi pesawat tempur nasional pada tahun 2016. Kaan diharapkan dapat menggantikan armada F-16 milik Komando Angkatan Udara yang sudah tua, yang rencananya akan dihentikan produksinya mulai tahun 2030-an.
Kaan awalnya akan didukung oleh dua mesin General Electric F-110, yang juga digunakan pada jet Lockheed Martin F-16 generasi keempat.
Sumber : Daily Sabah