[WARTANUSANTARA.ID] Konflik bersenjata antara Rapid Support Forces (RSF) dan Sudanese Armed Forces (SAF) telah mengguncang Sudan sejak April 2023, menjerumuskan negara itu ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam. Di tengah perebutan kekuasaan antara dua kekuatan militer, jutaan warga sipil menjadi korban kekerasan, pengungsian, dan kelaparan.
🔍 Latar Belakang Konflik
RSF merupakan pasukan paramiliter yang berasal dari milisi Janjaweed, terkenal karena perannya dalam konflik Darfur pada awal 2000-an. Sementara SAF adalah angkatan bersenjata resmi Sudan. Ketegangan antara keduanya meningkat setelah runtuhnya pemerintahan Omar al-Bashir dan kegagalan transisi menuju pemerintahan sipil.
Pada April 2023, bentrokan terbuka pecah ketika RSF menolak integrasi penuh ke dalam SAF, yang diperintahkan oleh militer sebagai bagian dari reformasi keamanan. Perselisihan ini berubah menjadi perang terbuka di ibu kota Khartoum dan menyebar ke wilayah lain seperti Darfur dan Kordofan.
💣 Dampak terhadap Warga Sipil
Menurut laporan Human Rights Watch dan organisasi lokal Sudanese Coordination of Resistance Committees, warga sipil menjadi korban utama dalam konflik ini. Di El-Fasher, Darfur Utara, RSF dituduh melakukan pembunuhan massal, eksekusi terhadap warga sipil yang sakit dan terluka, serta penghancuran fasilitas kesehatan dan komunikasi.
Lebih dari 9.000 orang dilaporkan tewas, dan lebih dari 6 juta orang mengungsi, menjadikan konflik ini sebagai salah satu krisis pengungsian terbesar di dunia saat ini. Serangan terhadap rumah sakit, pasar, dan tempat ibadah telah memperburuk situasi kemanusiaan, dengan akses terhadap bantuan yang sangat terbatas.
🌍 Reaksi Internasional dan Tantangan Perdamaian
Meskipun berbagai negara dan organisasi internasional telah menyerukan gencatan senjata, upaya mediasi belum membuahkan hasil. Amerika Serikat, Uni Afrika, dan PBB telah mengutuk kekerasan tersebut, namun belum ada intervensi yang efektif untuk menghentikan konflik.
Konflik ini juga memperlihatkan lemahnya sistem internasional dalam mencegah kekerasan bersenjata dan melindungi warga sipil di negara-negara pasca-kudeta. Sudan kini berada di ambang kehancuran total, dengan risiko genosida dan keruntuhan negara semakin nyata.
Sumber:
- Human Rights Watch – Sudan: RSF Executions in El-Fasher
- Al Jazeera – Sudan conflict: What’s happening and why
- BBC – Sudan conflict: Millions displaced as fighting rages
Jika Anda ingin saya bantu ubah artikel ini menjadi infografik, poster edukatif, atau konten untuk media sosial, saya siap bantu!
