Wartanusantara.id – Tahukah kamu bahwa dunia kedokteran modern berutang besar pada seorang ilmuwan muslim abad ke-10? Namanya adalah Ibnu Sina, atau di dunia Barat lebih dikenal dengan nama Avicenna.
Dijuluki sebagai Asy-Syaikh ar-Rais (Pemimpin Para Guru) dan Prince of Physicians (Pangeran Para Dokter), Ibnu Sina bukan hanya seorang dokter, tapi juga filsuf, astronom, dan sastrawan jenius. Mari kita bedah perjalanan hidup sang legenda ini!
Masa Muda: Bocah Ajaib dari Bukhara
Ibnu Sina lahir pada tahun 980 M di Afsyahnah, dekat Bukhara (wilayah Uzbekistan sekarang). Sejak kecil, kecerdasannya sudah di luar nalar.
- Usia 10 Tahun: Sudah menghafal seluruh isi Al-Qur’an dan menguasai banyak karya sastra.
- Usia 16 Tahun: Mulai mempelajari ilmu kedokteran. Hebatnya, ia merasa kedokteran "tidaklah sulit" dibandingkan ilmu matematika atau filsafat.
- Usia 18 Tahun: Sudah menjadi dokter penuh dan berhasil menyembuhkan Sultan Bukhara, Nuh bin Mansur, yang gagal diobati dokter-dokter istana lainnya. Sebagai imbalannya, ia diberi akses ke perpustakaan raksasa kerajaan.
Mahakarya: Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine)
Karya Ibnu Sina yang paling fenomenal adalah Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine). Buku ini adalah ensiklopedia kedokteran paling lengkap di zamannya.
Mengapa buku ini begitu penting?
- Menjadi Standar Dunia: Selama lebih dari 600 tahun (hingga abad ke-17), buku ini menjadi buku teks wajib di universitas-universitas besar Eropa seperti Montpellier dan Louvain.
- Sistematis: Ibnu Sina berhasil menyatukan ilmu kedokteran Yunani kuno dengan temuan-temuan baru secara teratur.
- Membahas 760 Jenis Obat: Lengkap dengan khasiat dan cara penggunaannya.
Penemuan Penting Ibnu Sina yang Digunakan Hingga Sekarang
Banyak teori kedokteran modern yang sebenarnya sudah ditemukan oleh Ibnu Sina seribu tahun lalu, di antaranya:
- Penyebaran Penyakit Penular: Ia adalah orang pertama yang menyadari bahwa penyakit bisa menular melalui air dan tanah.
- Metode Karantina: Ibnu Sina menyarankan isolasi selama 40 hari (karantina) untuk mencegah penyebaran wabah infeksi.
- Ilmu Psikologi (Kesehatan Mental): Ia menemukan hubungan antara emosi (stres) dengan kesehatan fisik.
- Anatomi Mata: Menjelaskan secara detail struktur mata manusia untuk pertama kalinya.
Sosok Multitalenta: Asy-Syifa
Selain kedokteran, Ibnu Sina menulis kitab Asy-Syifa (The Book of Healing). Uniknya, meskipun judulnya "Penyembuhan", buku ini justru berisi tentang filsafat, logika, matematika, dan ilmu alam. Baginya, menyembuhkan jiwa sama pentingnya dengan menyembuhkan raga.
Kesimpulan
Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran. Warisannya membuktikan bahwa peradaban Islam pernah memimpin dunia melalui ilmu pengetahuan dan riset yang mendalam. Bagi pelajar masa kini, Ibnu Sina adalah bukti nyata bahwa keterbatasan teknologi bukan halangan untuk menjadi jenius asalkan memiliki ketekunan dalam membaca dan meneliti.
"Tugas Sekolah Tentang Ibnu Sina Jadi Lebih Mudah! Download Infografis Premium & Rangkuman Materi (Bisa Diedit di Canva). [Klik Di Sini - Rp 10.000]"
Referensi Sumber:
Buku Kredibel:
- Hitti, Philip K. (2002). History of The Arabs (Sejarah Bangsa Arab). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
- Nasr, Seyyed Hossein. (1991). Science and Civilization in Islam. Cambridge: Islamic Texts Society.
- Kementerian Agama RI. (2019). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas X Madrasah Aliyah. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.
Sumber Internet (Link Akses):
- Britannica:
Avicenna - Muslim Physician and Philosopher - UNESCO:
Avicenna: The Prince of Physicians - National Library of Medicine (NIH):
The Canon of Medicine of Avicenna

