Biografi Umar bin Abdul Aziz: "Khalifah Kelima" yang Menolak Hidup Mewah


Wartanusantara.id
– Adik-adik pernah membayangkan tidak? Ada seorang pangeran yang super kaya, bajunya mahal, dan parfumnya wangi semerbak, tapi begitu jadi presiden (Khalifah), dia malah memilih hidup miskin dan menolak semua fasilitas negara.

Itulah kisah Umar bin Abdul Aziz. Beliau adalah Khalifah dari Bani Umayyah yang sangat istimewa, sampai-sampai para ulama menjulukinya sebagai "Khulafaur Rasyidin Kelima" karena keadilannya menyamai Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.

Mari kita kenalan dengan sosok inspiratif ini!

Masa Muda: Pangeran yang "Glowing"

Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah sekitar tahun 682 M. Beliau masih punya darah keturunan dari Khalifah Umar bin Khattab (dari jalur ibunya).

Saat masih muda, Umar dikenal sebagai pemuda yang sangat modis. Bajunya seharga ribuan dinar, rambutnya panjang terawat, dan parfumnya sangat khas. Kalau Umar lewat di satu jalan, orang-orang masih bisa mencium wanginya meski beliau sudah pergi jauh.

Pokoknya, beliau adalah definisi "Anak Sultan" pada zamannya. Hidupnya nyaman dan serba mewah.

Titik Balik: Menangis Saat Jadi Pemimpin

Semua kemewahan itu berubah total pada tahun 99 Hijriah (717 M). Saat itu, Umar ditunjuk menggantikan sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik, menjadi Khalifah.

Bukannya senang, Umar malah mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Beliau menangis karena merasa jabatan itu adalah beban berat.

Tindakan pertamanya bikin kaget semua orang:

  1. Menolak Kuda Dinas: Saat pengawal membawakan kuda-kuda istana yang gagah, Umar menolaknya dan memilih menaiki keledainya sendiri yang jelek.
  2. Menjual Barang Mewah: Tirai-tirai istana yang mahal dan karpet tebal dijual, uangnya dimasukkan ke Kas Negara (Baitul Mal) untuk rakyat.
  3. Mengembalikan Harta: Umar memerintahkan istri dan keluarganya untuk mengembalikan perhiasan dan tanah yang didapat dengan cara tidak sah kepada negara.

Kisah Terkenal: Lampu Minyak Negara

Ada satu cerita yang paling legendaris tentang kejujuran Umar bin Abdul Aziz.

Suatu malam, Umar sedang bekerja di ruang kerjanya memakai lampu minyak milik negara. Tiba-tiba, anaknya datang ingin mengobrol masalah keluarga.

Seketika itu juga, Umar mematikan lampu minyaknya. Ruangan jadi gelap gulita. Anaknya bingung, "Ayah, kenapa lampunya dimatikan?"

Umar menjawab: "Minyak di lampu ini dibeli pakai uang rakyat. Kalau kita mengobrol urusan pribadi keluarga, haram hukumnya pakai uang rakyat. Mari kita nyalakan lampu milik ayah sendiri."

Masya Allah! Sampai hal sekecil itu pun beliau sangat hati-hati.

Prestasi: Srigala dan Domba Bersahabat

Umar bin Abdul Aziz hanya memerintah sangat singkat, yaitu 2 tahun 5 bulan. Tapi dampaknya luar biasa.

Rakyat hidup sangat makmur sampai-sampai tidak ada lagi orang miskin yang mau menerima zakat. Petugas zakat keliling Afrika membawa uang, tapi semua orang menolak karena merasa sudah cukup.

Konon, keadilan di masa beliau membuat alam pun damai. Ada pepatah yang bilang: "Di masa Umar bin Abdul Aziz, srigala bisa menggembala domba tanpa memakannya."

Kesimpulan

Umar bin Abdul Aziz wafat pada tahun 101 H karena diracun oleh orang yang tidak suka dengan ketegasannya.

Kisah hidupnya mengajarkan kita bahwa menjadi pemimpin bukan untuk pamer kekayaan, melainkan untuk melayani. Dari pangeran yang wangi parfum, beliau berubah menjadi pemimpin yang wangi karena amalnya.

Sumber Referensi :

  1. As-Suyuthi, Imam. (2015). Tarikh Khulafa: Sejarah Para Khalifah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  2. Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2010). Biografi Umar bin Abdul Aziz: Khulafaur Rasyidin Kelima. Jakarta: Beirut Publishing.
  3. Kementerian Agama RI. (2020). Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII MTs. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.

0/Post a Comment/Comments