5 Kebijakan Khalifah Abu Bakar Dalam Mengatasi Gonjang-Ganjing Politik

[wartanusantara.id] Tersebar kabar wafatnya Rosulullah Saw. telah menimbulkan kemunafikan, kemurtadan, mogok berzakat, dan nabi palsu di kalangan orang-orang Arab. 


Abu Bakar dibaiat sebagai khalifah di Saqifah bani Saidah. Abu Bakar memimpin pemerintahan Islam selama dua tahun dari 632-634 M (11-13 H). Menurut Imam As-Suyuthi ada 5 kebijakan penting yang terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar, yaitu :

1. Memerangi orang-orang murtad (Perang Riddah)
2. Melanjutkan pengiriman pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid
3. Memerangi para pembangkang zakat
4. Memerangi Musailimah al-Kadzadzab (Expedisi Perang Yamamah)
5. Menghimpung Al-Qur’an


1. Memerangi orang-orang murtad (Perang Riddah)

Setelah Rosulullah Saw. wafat, terjadi kemunafikan tumbuh di mana-mana, orang-orang murtad dari Islam, memisahkan shalat dan zakat, sementara kaum Anshar dan Muhajirin berdiam diri. 

Khalifah Abu Bakar sudah bertekad untuk memerangi orang-orang murtad. Umar bin Khatab datang kepada Khalifah Abu Bakar agar memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang karena mereka (orang-orang murtad) bagaikan orang-orang yang buas.

Abu Bakar berkata, “Aku mengharapkan bantuanmu, tetapi yang kutemukan ternyata pengkhianatanmu. Apakah engkau yang begitu garang pada masa Jahiliyah berubah menjadi pengecut di dalam Islam, wahai Umar? Lalu dengan apa harus kupersatukan mereka? Dengan syair dan sihir yang dibuat-buat?Tidak! Tidak ! Rosulullah telah berpulang dan wahyu sudah putus. Demi Allah, akan kuperangi mereka selama aku masih sanggup menggenggam pedang kendati mereka menolak memberikan sekedar seutas tali yang pernah diberikan kepada Rosulullah.”

Umar mengakui Khalifah Abu Bakar lebih berani, lebih bertekad kuat, dan sangat antusias dalam suatu perkara yang mungkin dianggap remeh dan tidak bernilai dari orang-orang yang memegang kekuasaan.

2. Melanjutkan rencana pengiriman pasukan Usamah

Sebelumnya Rosulullah telah mempersiapkan pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid dengan kekuatan pasukan berjumlah 700 untuk dikirim ke Syam. 

Pasukan Usamah baru tiba di Dzi Khasyab, Rosulullah telah wafat. Sementara di sekitar Madinah berbalik murtad. Para sahabat berkumpul, terjadi perdebatan di antara mereka, apakah pasukan tersebut tetap dilanjutkan ke Romawi? Dengan tegas, Khalifah Abu Bakar tetap melanjutkan pesan Rosulullah, mengirim pasukan Usamah ke Syam.

Setiap kabilah yang dilewati pasukan Usamah, kabilah tersebut tidak jadi murtad. Pasukan Usamah bertemu dengan pasukan Romawi, dan berhasil memenangkan peperangan tersebut.

3. Memerangi para pembangkang Zakat

Setelah wafatnya Rosulullah, banyak orang-orang Arab yang murtad dari Islam dan mogok berzakat. Abu Bakar bersikap tegas untuk memerangi mereka kendati Umar menyarankan agar tidak memerangi mereka.

Umar berkata, “Bagaimana mungkin engkau memerangi manusia, sedangkan Rosulullah bersabda : ‘ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan : ‘Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosulullah.’ Dengan begitu, siapa pun yang mengucapkan kesaksian itu terjaga harta dan darahnya, kecuali dengan haknya, adapun perhitungannya terserah Allah.”

Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, benar-benar akan kuperangi siapa saja yang memisahkan shalat dengan zakat. Sesungguhnya zakat adalah hak harta dan Rosulullah bersabda : ‘....kecuali dengan haknya.”

Umar mengakui pendapat Abu Bakar benar.

Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk memimpin pasukan sampai mereka menyerah dan bersedia membayar zakat.

4. Memerangi Musailimah Al-Kadzdzab

Setelah Rosulullah wafat, banyak orang yang mengakui sebagai nabi baru (palsu). Di antaranya adalah Musailimah Al-Kadzdzab. 

Khalid bin Walid memimpin pasukannya ke Yamamah untuk memerangi Musailimah al-Kadzdzab. Musailimah dan para pendukungnya dikepung selama beberapa hari, akhirnya ia terbunuh di tangan Wahsyi.

5. Menghimpun Al-Qur’an

Umar bin Khatab mendatangi Khalifah Abu Bakar dan memintanya untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Umar beralasan para sahabat (penghapal Qur’an) banyak yang gugur dalam perang Yamamah. Akibatnya akan hilang sebagian besar dari al-Qur’an.

Awalnya Khalifah Abu Bakar menolak, namun Umar terus berulang-ulang menyebutkan alasan positifnya. Akhirnya Abu Bakar menerima usulan Umar bin Khatab.

Zaid binTsabit sebagai penulis wahyu, diperintahkan untuk mencari ayat-ayat Al-Qur’an dan mengumpulkannya dari ayat-ayat Al-Qur’an yang tertulis di dedaunan, pelepah kurma, tulang-belulang, dan penghapal Qur’an.

Mushaf yang telah terkumpul itu disimpan oleh Abu Bakar sampai wafatnya, berlanjut dipegang oleh Umar sampai wafatnya, dan selanjutnya berada di tangan Hafshah.

Sumber : Tarikh Khulafa karya Imam As-Suyuthi

Iman Blogger

0/Post a Comment/Comments