JAKARTA, Wartanusantara.id – Jelang pergantian tahun 2026, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah membuat gebrakan strategis yang bakal mengubah wajah perekonomian umat di Indonesia. Organisasi Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini resmi menyiapkan Model Ekonomi Berbasis Masjid yang akan diterapkan secara masif di seluruh pelosok negeri.
Langkah ini mengirim pesan kuat: Masjid tidak boleh lagi hanya menjadi tempat ibadah ritual semata, tetapi harus bertransformasi menjadi pusat peradaban dan kemandirian finansial.
1. Dari Jamaah Jadi "Market" yang Berdaya
Konsep yang diusung Muhammadiyah bukan sekadar jualan di halaman masjid. Lebih jauh dari itu, model ini bertujuan membangun ekosistem ekonomi yang terintegrasi.
Dengan ribuan masjid yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Muhammadiyah memiliki captive market (pasar pasti) yang sangat besar. Jika potensi jamaah ini dikelola dengan manajemen bisnis profesional—seperti ritel berbasis masjid, koperasi syariah, hingga pusat distribusi logistik—maka uang umat akan berputar di kalangan sendiri dan tidak lari ke kapitalis besar.
2. Masjid Makmur, Warga Sekitar Sejahtera
Model ekonomi ini dirancang agar manfaatnya "menetes" ke bawah.
- Pemberdayaan UMKM: Pelataran atau aset masjid bisa menjadi etalase produk lokal warga sekitar.
- Dana Sosial Produktif: Uang infaq dan sedekah tidak hanya habis untuk bayar listrik atau renovasi kubah, tapi diputar untuk modal usaha jamaah yang membutuhkan (tanpa riba).
"Masjid harus menjadi solusi lapar dan miskinnya umat. Kalau masjidnya megah tapi tetangganya kelaparan, berarti fungsi sosialnya macet," kira-kira itulah semangat yang ingin dibangun.
3. Menyongsong 2026: Era Kebangkitan Ekonomi Syariah?
Peluncuran model ini di penghujung 2025 menjadi sinyal bahwa tahun 2026 akan menjadi medan pembuktian kekuatan ekonomi ormas. Muhammadiyah, yang selama ini dikenal sukses di sektor pendidikan (sekolah/kampus) dan kesehatan (rumah sakit), kini mulai "menginjak gas" di sektor riil ekonomi mikro.
Jika model ini sukses diduplikasi di ribuan titik, Indonesia akan melihat lahirnya kekuatan ekonomi baru yang berbasis komunitas, transparan, dan tentunya barokah.
Kesimpulan
Gebrakan Muhammadiyah ini adalah angin segar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menjadikan masjid sebagai basis ekonomi adalah cara paling konkret untuk mengamalkan ayat "bertebaranlah di muka bumi untuk mencari karunia Allah" setelah menunaikan shalat.
Kita tunggu aksi nyatanya di 2026: Apakah masjid di dekat rumahmu akan segera menjadi pusat bisnis syariah yang modern?
Sumber Berita: Diolah dari RMOL.id (30 Desember 2025): "Muhammadiyah Siapkan Model Ekonomi Umat Berbasis Masjid di Seluruh Indonesia"
