Wartanusantara.id - Seringkali linimasa media sosial kita dipenuhi perdebatan yang memanas soal perbedaan agama. Padahal, jika kita melihat lebih dekat ke akar rumput, wajah asli Nusantara itu sangat damai dan menyejukkan.
Di Indonesia, toleransi bukan sekadar teori di buku PPKn. Toleransi itu nyata, berwujud bangunan fisik, dan bisa dikunjungi.
Buktinya? Ada beberapa lokasi di Indonesia di mana Masjid dan Gereja berdiri berdampingan, berbagi tembok, bahkan berbagi halaman parkir. Mereka hidup rukun puluhan tahun layaknya saudara kandung. Di mana saja lokasinya? Mari kita jelajahi simbol "Tetangga Dunia Akhirat" ini.
1. Ikon Ibu Kota: Masjid Istiqlal dan Katedral (Jakarta)
Ini adalah simbol toleransi paling megah di Indonesia. Presiden Soekarno sengaja memilih lokasi Masjid Istiqlal persis di seberang Gereja Katedral Jakarta yang sudah berdiri sejak era kolonial.
- Keunikan: Kini, persaudaraan kedua bangunan ini makin erat dengan adanya "Terowongan Silaturahmi". Sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan halaman masjid dan gereja.
- Fakta Menarik: Saat Natal, halaman parkir Istiqlal dibuka untuk jemaat Katedral. Sebaliknya, saat Idul Fitri, pihak Katedral memfasilitasi parkir untuk jemaah Istiqlal.
2. Satu Tembok Dua Iman: Masjid Al-Hikmah dan GKJ Joyodiningratan (Solo)
Bergeser ke Surakarta (Solo), ada pemandangan yang lebih intim di Jalan Gatot Subroto. Masjid Al-Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan benar-benar nempel, hanya dipisahkan satu tembok!
- Keunikan: Mereka punya kesepakatan tak tertulis yang mengharukan. Jika Idul Fitri jatuh di hari Minggu, kebaktian gereja akan diundur ke siang/sore hari agar umat Islam bisa salat Ied dengan tenang.
- Fakta Menarik: Bangunan ini memiliki alamat yang sama, saking dekatnya. Ini adalah bukti nyata kerukunan wong Solo.
3. Kompleks 5 Agama: Puja Mandala (Nusa Dua, Bali)
Kalau Jakarta dan Solo punya dua, Bali punya lima! Di kawasan Nusa Dua, terdapat kompleks bernama Puja Mandala.
- Keunikan: Di sini, Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Vihara Buddha Guna, dan Pura Jagatnatha berdiri berjejer rapi dalam satu baris.
- Fakta Menarik: Saat ada tamu negara atau wisatawan asing, Puja Mandala sering jadi destinasi utama untuk memamerkan betapa indahnya keberagaman Indonesia. Suara azan dan lonceng gereja atau genta pura saling menghormati di sini.
4. Saudara di Tanah Minahasa: Masjid Al-Muqarrabin dan GMIM Musafir (Manado)
Sulawesi Utara dikenal dengan semboyan "Torang Samua Basudara" (Kita Semua Bersaudara). Bukti nyatanya ada di pusat kota Manado.
- Keunikan: Masjid Al-Muqarrabin dan Gereja GMIM Musafir hanya dipisahkan dinding tipis. Halaman mereka menyatu tanpa pagar pembatas yang tinggi.
- Fakta Menarik: Saat perayaan Natal, pemuda masjid ikut menjaga keamanan gereja (Panji Yosua). Begitu pun saat Lebaran, pemuda gereja ikut sibuk mengatur lalu lintas dan keamanan salat Ied.
Kesimpulan: Bangunan Bisu yang Berbicara Nyaring
Keempat lokasi di atas mengajarkan kita satu hal penting: Jika bangunan mati saja bisa berdampingan dengan damai selama puluhan tahun, mengapa kita yang manusia hidup dan berakal budi harus bertengkar?
Menjelang akhir tahun ini, mari kita rawat warisan leluhur ini. Karena di Nusantara, perbedaan adalah alasan untuk bersatu, bukan alasan untuk berseteru.
Sumber Referensi Kredibel
- Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag). Potret Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. (Laman resmi Kemenag sering mengulas Puja Mandala dan Istiqlal).
- Indonesia Travel (Kemenparekraf). Wisata Religi: Simbol Toleransi Istiqlal-Katedral.
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Destinasi Wisata Toleransi Solo: Masjid Al-Hikmah dan GKJ Joyodiningratan.
- Kompas.id / Arsip Berita Nasional. Liputan Khusus Toleransi Beragama di Manado dan Solo.




