[WARTANUSANTARA.ID] Kairo, 17 September 2025 — Pemerintah Mesir secara resmi telah mengerahkan sistem pertahanan udara jarak jauh HQ-9B buatan China di wilayah strategis Semenanjung Sinai, tepat di perbatasan dengan Jalur Gaza. Langkah ini memicu kekhawatiran baru di Israel, yang menilai pengerahan tersebut sebagai sinyal kesiapan militer Mesir menghadapi potensi eskalasi konflik.
Menurut laporan dari SINDOnews dan Middle East Monitor, sistem HQ-9B yang memiliki kemampuan anti-jamming dan jangkauan hingga 200 kilometer ini ditempatkan untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya perang genosida Israel di Gaza ke wilayah Mesir. Pemerintah Kairo menilai potensi pengungsian massal warga Palestina ke Sinai sebagai “garis merah” yang tidak dapat ditoleransi.
Menteri Pertahanan Mesir, Abdel Majeed Saqr, menegaskan bahwa “kesiapan militer bukan sekadar masalah moral, tetapi kesiapan sejati untuk menghadapi setiap perkembangan di lapangan.” Ia juga memperingatkan bahwa “setiap upaya merusak perbatasan Mesir — bahkan sekadar memikirkannya — akan mengejutkan dunia dengan apa yang dimiliki Mesir, dan dengan apa yang belum diungkapkan tentang kemampuannya”.
HQ-9B merupakan sistem rudal dua tahap yang mampu mengintersep jet tempur, drone, dan rudal jelajah. Radar canggihnya dapat melacak target hingga 300 kilometer bahkan dalam kondisi gangguan elektronik berat. Pengerahan ini juga mencerminkan modernisasi militer Mesir yang semakin intensif di wilayah utara Sinai, di mana puluhan ribu pasukan dan kendaraan berat telah ditempatkan dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah Mesir ini dinilai sebagai bentuk pencegahan dan penegasan bahwa negara tersebut siap merespons setiap ancaman terhadap kedaulatan dan stabilitas regionalnya.