Gajah Mada dan Sumpah Palapa: Visi Besar Persatuan Nusantara dari Balairung Majapahit


[WARTANUSANTARA.ID] 
Ketika kita berbicara tentang Indonesia, kita sering langsung terpikir pada tahun 1945. Namun, tahukah kamu bahwa ide persatuan seluruh kepulauan yang kini kita sebut Nusantara sudah dicanangkan secara resmi, bahkan diikrarkan melalui sebuah sumpah, sejak abad ke-14?

Sosok di balik visi agung ini adalah Gajah Mada, seorang Mahapatih Amangkubhumi yang legendaris dari Kerajaan Majapahit. Majapahit (1293–1527 M) bukan sekadar kerajaan, melainkan sebuah kekaisaran yang pengaruhnya membentang luas. Artikel ini akan membawa kita menyelami momen krusial ketika Gajah Mada mengukir janji suci yang mengubah peta politik dan sejarah kepulauan ini: Sumpah Palapa.

1. Karier Kilat Sang Patih: Dari Pengawal Elite ke Mahapatih


Sebelum menjadi Mahapatih yang namanya diabadikan di berbagai sudut Indonesia, Gajah Mada memulai kariernya dari pangkat rendah, yakni sebagai prajurit Bhayangkara (pasukan pengawal kerajaan).

Titik balik kariernya terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayanegara. Pada tahun 1328 M, meletuslah Pemberontakan Ra Kuti. Di tengah kepanikan istana, Gajah Mada menunjukkan kecerdikan dan keberanian luar biasa. Ia berhasil menyelamatkan Raja Jayanegara dan menumpas pemberontakan tersebut.

Berkat jasa besar ini, ia diangkat menjadi Patih Kahuripan, lalu Patih Kediri. Puncaknya, di tahun 1334 M, pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi—jabatan setara Perdana Menteri. Namun, pelantikan ini disambut skeptis oleh banyak pejabat istana.

2. Detik-Detik Sumpah Palapa (1336 M): Janji Suci yang Menggemparkan


Momen Sumpah Palapa terjadi dua tahun setelah ia menjabat, yaitu pada tahun 1336 M, dan dicatat dalam Kitab Pararaton.

Di hadapan para Raja-Raja dan Menteri di balairung istana yang dipenuhi intrik politik, Gajah Mada mengucapkan janji suci yang menggemparkan. Berikut adalah kutipan yang paling terkenal:

"Lamun huwus kalah Nusantara, ingsun amukti palapa. Lamun kalah ring Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa."

Apa Maksud dari 'Amukti Palapa'?

Bagi pelajar, ini adalah poin kunci:

Palapa: Dalam konteks ini, berarti segala bentuk kesenangan, istirahat, kenikmatan duniawi, dan hidup mewah.

Amukti Palapa: Secara harfiah berarti "menikmati Palapa." Artinya, Gajah Mada bersumpah tidak akan beristirahat, tidak akan menikmati makanan enak, dan bahkan tidak akan menikah sebelum ia berhasil menaklukkan dan menyatukan seluruh wilayah yang ia sebutkan (Nusantara).

Sumpah Palapa bukan sekadar janji pribadi, melainkan program politik luar negeri Majapahit yang ambisius. Ia mencantumkan wilayah-wilayah yang kini meliputi Indonesia, Malaysia, hingga Singapura.

3. Bukti Kejayaan dan Warisan bagi Indonesia


Janji Gajah Mada terbukti bukan omong kosong. Bersama Raja Hayam Wuruk (yang memerintah 1350–1389 M), Gajah Mada berhasil merealisasikan hampir seluruh isi sumpah tersebut.

Peta Wilayah: Kitab Nagarakretagama (ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M) memberikan gambaran detail tentang luasnya wilayah Majapahit di bawah kepemimpinan dwitunggal ini—sebuah bukti nyata bahwa visi persatuan telah terwujud.
Wawasan Kebangsaan: Konsep penyatuan kepulauan di bawah satu kepemimpinan ini yang di kemudian hari menginspirasi para Founding Fathers kita dalam merumuskan batas-batas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penutup: Spiritualitas dan Semangat Kebangsaan


Gajah Mada mengajarkan kita tentang pentingnya visi besar dan totalitas pengorbanan. Dalam situasi politik yang sulit, ia memilih integritas dan persatuan di atas kepentingan pribadi. Sumpah Palapa bukan hanya kisah masa lalu; itu adalah DNA persatuan yang kita rayakan setiap hari.

📚 Sumber Kredibel (Wajib Dibaca Pelajar)


Kitab Pararaton  (Sumber utama teks Sumpah Palapa).
Kakawin Nagarakretagama (Karya Mpu Prapanca yang mencatat wilayah kekuasaan Majapahit).
Buku: Agus Aris Munandar. Gajah Mada: Biografi Politik. (Analisis modern mendalam).
Buku:Muhammad Yamin. Gadjah Mada, Pahlawan Persatoean Noesantara. (Karya yang berperan besar mempopulerkan Gajah Mada sebagai pahlawan nasional).

*Diolah oleh AI 

---

0/Post a Comment/Comments