[WARTANUSANTARA.ID] Halo, Gen Z! Bayangkan Indonesia yang kita cintai ini tiba-tiba terpecah-pecah menjadi banyak negara kecil. Mengerikan, bukan? Nah, di awal kemerdekaan (tepatnya tahun 1950), hal ini hampir terjadi.
Setelah diakui merdeka oleh Belanda, Indonesia sempat berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), yaitu negara federal yang terdiri dari banyak negara bagian (seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dll.). Struktur ini sengaja dibuat Belanda agar Indonesia mudah diadu domba. Banyak daerah merasa identitas nasional mereka terancam dan menuntut kembali ke bentuk kesatuan.
Di tengah kekacauan politik dan wacana perpecahan, muncullah seorang tokoh dari Partai Masyumi, yaitu Mohammad Natsir. Dengan satu pidato legendaris, ia berhasil meyakinkan para pemimpin bangsa untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Inilah yang kita kenal sebagai Mosi Integral Natsir.
Apa Itu Mosi Integral?
Apa: Mosi (usulan/pendapat resmi) yang diajukan Mohammad Natsir di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 3 April 1950.
Inti: Natsir meminta seluruh elemen bangsa, terutama para pemimpin negara bagian dalam RIS, untuk membubarkan diri dan kembali bersatu dalam satu wadah: Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengapa 'Integral'? Kata Integral berarti menyeluruh atau utuh. Natsir menawarkan solusi yang mengintegrasikan atau menyatukan kembali semua negara bagian ke dalam struktur negara kesatuan tanpa sisa.
Pesan Kunci Natsir: Bukan Lagi Negara Federal, Tapi Negara Kesatuan!
Dalam pidatonya yang penuh perhitungan politik dan didukung argumen moral, Natsir menyampaikan poin-poin penting yang sangat krusial saat itu:
Menghapus Dualisme: Natsir menyerukan agar tidak ada lagi pembedaan antara "Republik Indonesia" (sebagai negara bagian) dan "Negara Bagian Lain." Semua harus melebur.
Mendamaikan Perasaan: Ia menyadari perpecahan muncul dari perasaan yang tidak enak antarpemimpin. Natsir meminta semua pihak melepaskan ego politik dan mengutamakan persatuan nasional.
Kembali ke Semangat Proklamasi: Ia mengingatkan bahwa tujuan kemerdekaan 1945 adalah membangun negara kesatuan, bukan negara federasi yang dibuat-buat oleh Belanda.
Dampak Dahsyat dan Relevansi untuk Gen Z
Mosi Integral Natsir diterima secara bulat oleh parlemen dan menjadi momentum historis. Hanya dalam waktu kurang dari lima bulan setelah mosi diserahkan, RIS resmi dibubarkan. Puncaknya, pada 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi NKRI.
Kenapa Mosi ini Penting untukmu, Gen Z?
Mosi Natsir adalah pelajaran berharga tentang kepemimpinan dan persatuan. Dalam situasi yang paling kacau dan rawan perpecahan, Natsir memilih jalan tengah yang mengedepankan kepentingan bangsa di atas kelompok. Ini mengajarkan kita bahwa:
Integritas: Seorang pemimpin harus memiliki integritas untuk menyuarakan kebenaran, meski berisiko.
Bhinneka Tunggal Ika: Persatuan adalah modal utama. Meskipun kita berbeda suku, bahasa, atau pandangan politik, persatuan adalah kunci kemerdekaan dan kemajuan.
Mohammad Natsir, dengan ketegasan dan kecerdasannya, telah menyelamatkan Indonesia dari skenario terburuk perpecahan.
📚 Sumber :
Buku
Deliar Noer. (1996). Mohammad Hatta: Biografi Politik. Jakarta: LP3ES. (Buku ini memberikan konteks politik masa RIS).
Mohammad Natsir. (1950). Mosi Integral Natsir. (Naskah pidato asli).
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Mosi_Integral_Natsir
