Oleh : Denis Prasetio
Perintah berdzikir kepada Allah
secara continue banyak kita temukan dalam ayat ayat Al-Qur’an dan Hadits Hadist
Nabi SAW.
Diantara ayat-ayat Al-Qur’an Adalah
:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا
تَكْفُرُونِ
“Oleh karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan
mengingat kalian...(QS.Al-Baqarah.152).”
Yang dimaksud dengan dzikir adalah merasakan keagungan Allah
dalam semua kondisi. Dzikir tersebut bisa berupa dzikir pikiran, hati, atau
perbuatan. Dzikir perbuatan yang kita maksud disini mencakup tilawah, ibadah,
dan keilmuan. Ma’na dzikir seperti inilah yang banyak di jelaskan oleh
Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.
Berkaitan dengan makna dzikir dengan fikiran, Allah SWT
berfirman;
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ
تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ
الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang (QS.An-Nur.37).”
Berkaitan dngan
makna dzikir dengan hati, Allah berfiran :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS.Ar-Rad.28)
Jika seorang mu’min
ingin selalu menemukan kenikmatan dan ketentraman dzikir di relung hatinya,
hendaknya merasakan adanya keagungan Allah tertancap dalam hati, merasuk dalam
jiwa.
Dzikir
lisan adalah semua doa dan Matsurat yang diriwayatkan secara shohih dari
Rasulullah SAW dan dikenal di zaman sahabat dan generasi salaf yang sholeh.
Baik berupa Doa doa pagi dan sore,doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum
dan sesudah safar, doa menyaksikan gejala alam. Termasuk dzikir juga, semua
permohonan bantuan dari Allah dan semua istighfar yang tercantum dalam
Al-Qur’an dan yang di riwayatkan Rasulullah SAW.
Berkaitan
dengan makna dzikir dengan perbuatan yang mencakup ibadah, Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ
ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang
beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui (QS.Al-Jumu’ah.9).”
Berkaitan dengan
dzikir dengan perbuatan mencakup ilmu pengetahuan Allah berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي
إِلَيْهِمْ ۖ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Kami tiada
mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa
orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu
kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.(QS.Al-Anbiya.7)”
Saudara saudara ku, tahukah kalian bahwa dzikir itu tidak sebatas pada suatu keadaan atau pada acara spiritual tertentu, tetapi mencakup berbagai urusan sebagaimana yang di sebutkan di atas yaitu dzikir fikiran, dzikir hati, dan dzikir perbuatan.
Dengan demikian
mudah mudahan kalian menjadi seorang mu’min, ahli ibadah yang tidak ternoda oleh perbuatan maksiat dan tidak
pernah berfikir untuk melakukan perbuatan keji, dengan inilah tujuan sebenarnya
dari ketakwaan, keshalehan, dan kepribadian diri yang baik.