8 Skill Yang Wajib Dimiliki Agar Sukses Berpidato

 8 Skill Yang Wajib Dimiliki Agar Sukses Berpidato

Oleh Safira


[wartanusantara.id “Banyak orang yang tidak tahu caranya menyampaikan sehingga tidak menarik, bahkan kepada orang yang ingin mendengar. Kalau mau mengukur kedalaman sumur yang gelap, cobalah lempar batu. Kalau cepat terdengar suara air, berarti sumurnya tidak begitu dalam. Teori itu ada kebenarannya dalam pembicaraan dengan orang lain. Orang yang cepat mengangguk berarti dia mudah menyetujui kita. Tanda-tanda lain bahwa orang itu menyetujui kita: enghela napas, mengedipkan mata, kepalanya agak miring seolah leganya orang yang ingin tidur, menunduk sambil merenung. Orang seperti itu pasti akan sepakat dan menyetujui itu,” begitulah kurang lebih yang dituturkan oleh motivator kondang kepunyaan indonesia, Mario Teguh.

Bila kita menyimak penuturan Mario Teguh diatas, kita akan segera menyimpulkan bahwa kemampuan bicara ternyata sangat dahsyat efeknya. Manusia harus berinteraksi dengan manusia lain agar keinginannya dapat tersampaikan. Dalam interaksi tersebut, manusia harus mampu mengungkapkan keinginan dan perasaannya, bisa saling transfer tekhnologi, bisa saling tukar informasi dan dapat membangun peradaban. (Adams, 2019)

Keterampilan berbicara didepan orang lain termasuk salah satu hal penting yang harus kita latih dan asah sejak dini. Mengapa hal ini harus menjadi agenda keterampilan yang harus kita kuasai? Karena bila kita tepat mengemukakan isi hati kita melalui perkataan yang baik dan benar, tentu kita akan mendapatkan respek dan cinta dari orang lain. Relasi yang terjalin semakin kuat, dan untuk menjadi pribadi yang menyenangkan mutlak perlu menguasai seni berbicara di depanbanyak orang.

Seseorang harus memahami kepribadiannya sebelum menciptakan komunikasi. Memang sangat sulit berkepribadia seperti yang kita inginkan, dalam hal ini ingin menjadi orang yang siap tampil berbicara didepan banyak orang. Akan tetapi hal tesebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Hal ini seiring dengan pendapat AndrewMcCarty, Ph.D dalam bukunya yang berjudul Berpikir Positif (2007), bahwa berpikir positif dan memberikan penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat penting dan mendasar untuk memperbaiki kepribadian.

Komunitor yang baik yaitu apabila ia berkomunikasi sesuai dengan motivasi dari dalam dirinya. Yakni motivasi untuk memberikan pengetahuan baru bagi pendengarnya. Artinya, motivasi akan menjadi lebih penting dibandingkan umur, jabatan, status keuangan, ras, agama pendidikan, jenis kelamin dan berbagai unsur lainnya saat berkomunikasi. Namun permasalahannya yaitu tidak semua orang mampu berbicara dengan baik dan benar didepan banyak orang. Kemudian, bagaimana cara untuk menjadi pembicara publik yang menarik?

Sebagaimana dikemukakan oleh Alexander Sriwijono dkk dalam TALK-INC (2009), strategi untuk meningkatkan kualitas pembicara yang mempesona dan dicintai pendengar terangkum dalam rumus 13C yang harus dimiliki oleh seorang pembicara, yaitu:

1. Confidence


Confidence adalah kepercayaan diri. Kenapa kepercayaan diri? Percaya diri yang tertanam dalam diri akan sangat mempengaruhi penampilan kerja seseorang. Pada saat kita memasuki ruangan menjadi pembicara, audiensi akan secara otomatis menilai kita secara subjektif. Audiensi ingin mendengarkan pembicara yang percaya diri dan rileks, sehingga audiensi merasa nyaman dan mendengarkan paparan atau gagasan yang sedang disampaikan. Pembicara yang memiliki rasa percaya diritentu akan mudah blending dengan audiensi dan dapat dengan cepat mengalurkan nilai positif kepada audiensi, sehingga komunikasi menjadi efektif dan menyenangkan.

2. Construction


Contruction adalah bagaimana kita mempersiapkan bahan yang akan kita sampaikan, kematangan materi, fakta, data, naskah. Kerangka pikir, hingga latihan praktik berbicara dan hal-hal lainnya yang akan membentuk utuh sebuah gagasan yang akan kita sampaikan nantinya. Sehingga kita benar-benar yakin apa yang akan kita sampaikan tersebut membawa kebermanfaatan bagi audiensi.

3. Credibility


Credibility adalah sikap menjaga, mengembangkan, dan menunjukan kompetensi yang kita milikikepada audiensi. Kerahkan segala kemampuan terbaik kita. Hal ini untuk membangun kepercayaan kepada para audiensi atas apa yang kita utarakan.

4. Capture


Yaitu bagaimana kita memberikan kesan, terutama kesan yang positif pada saat kita menyampaikan materi. Misalnya dengan membua sesi dengan cara kreatif, lucu mengejutkan atau menantang. Intinya libatkan mereka dalam kegiatan yang akan dikerjakan baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam artian memberikan kesan secara emosional, sehingga audiensi menjadi tertarik akan materi dengan penuh perhatian dan mendengarkan sepenuh hati.

5. Cogency


Adalah menyampaikan materi dengan meyakinkan serta didukung data, informas dan pengetahuan yang benar serta akurat

6. Content


Artinya membuat teknik yang berhasilmencapai sasaran. Misalnya tujuan kita untuk menghibur berarti kita harus membuat materi yang berunsur sedikit lelucon yang segar untuk menghibur audiens.

7. Channel


Adalah alat bantu untuk menyampaikan materi yang dibawakan sehingga audiensi akan mudah mengingat dan memproses materi yang disampaikan. Seperti alat audio-visual, data statistik dan lain-lain.

8. Character


Adalah strategi untuk mengeluarkan pesona dalam diri kita agar mendapatkan respek dari orang lain akan ditentukan dari cara kita melihat, mendengarkan, dan berbicara pada orang lain. Contohnya kita menyapa tamu dengan mengatakan saya senang berjumpa dengan anda, tetapi kita memasang ekspresi cemberut, kontak mata negatif, maka audiensi cenderung akan kebingungan antara keduanya yang bertolak belakang.
(Krisnarini, 2015)

Saya mempunyai kutipan motivasi yang mungkin bisa membangkitkan semangat teman-teman untuk mengembangkan publik speaking masing-masing:

“Jangan jadi orang rata-rata” kata Buckminster Fuller

“Satu kemampuan terpenting untuk meraih kesuksesan adalah publik speaking. Kemampuan tersebut bukan hanya menjadikan seseorang pembicara, presenter atau motivator, melainkan menjadikan segala aspek kehidupan seseorang meningkat” demikian ucap Septianes Handinata.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, S. (2019). Rahasia Pintar Berbicara. Yogyakarta: Psikologi Corner.
Krisnarini, N. (2015). Sukses Berkomunikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sodiq, B. (2015). Etika Berbicara Dalam Forum Bisnis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

0/Post a Comment/Comments